JAKARTA INSIDER - Orang yang paling tahu tentang keadaan seseorang adalah keluarga rumahnya. Seandainya seseorang mampu menyembunyikan banyak hal dari orang lain, niscaya dia tidak akan mampu menyembunyikan perbuatan-perbuatan yang terkait dengan kepribadiannya dan tugas-tugas agamanya dari keluarga rumahnya, lebih-lebih jika dia seorang pengemban dakwah.
Orang yang paling banyak membantu dan memberikan dukungan terhadap langkah langkah seseorang adalah keluarganya, sehingga jika mereka setuju dengan dakwahnya, maka dia akan merasa tegar dan tenang dalam berdakwah.
Oleh karena itu, orang pertama yang dipilih oleh Rasulullah saw untuk didakwahi adalah mereka para keluarga rumahnya.
Baca Juga: Sirah Nabawiyah, kisah Nabi Muhammad yang dibelah dadanya oleh Malaikat Jibril
Rasulullah saw menyeru istrinya, Khadijah. Khadijah merupakan orang pertama yang beriman dengan Rasulullah saw, membantunya, dan meringankan berbagai problem yang dihadapi Rasulullah saw yang datangnya dari manusia.
Perhatian Khadijah terhadap aktivitas Rasulullah saw sangatlah besar dalam turut merasakan dan menanggung penderitaan dengan memberikan rasa hormat dan kasih sayang yang besar kepada Rasulullah saw.
Sehingga, tidak satupun problem di antara problem dakwah yang dialami Rasulullah saw yang sampai pada Khadijah, kecuali keluar darinya sesuatu yang membuat Rasulullah saw merasa tenang.
Dengan demikian, Rasulullah saw tetap dalam tekad yang bulat dan kepribadian yang kuat. Untuk itu, Khadijah berhak memperoleh kabar gembira dari Allah dengan dibangunkannya rumah di surga yang terbuat dari ukiran mutiara. Di dalamnya tidak ditemukan kegaduhan, hiruk pikuk dan pekerjaan yang melelahkan.
Baca Juga: Sirah Nabawiyah, benarkah ajaran Rasulullah? Berikut penjelasan Pendeta dan Rahib Nasrani
Ali bin Abi Thalib hidup bersama Rasulullah saw di rumahnya. Abu Thalib, ayah Ali bin Abi Thalib yang juga paman Rasulullah saw memiliki banyak keluarga. Sehingga dia termasuk orang Quraisy yang banyak mendapatkan kesulitan.
Melihat itu Rasulullah saw berkata kepada pamannya, Abbas, "Wahai paman, sesungguhnya saudaramu, Abu Thalib memiliki banyak keluarga. Paman telah melihat sendiri kesulitan yang dihadapinya. Untuk itu, mari kita pergi ke sana untuk mengurangi beban keluarganya. Dengan cara, kamu mengambil satu orang dan aku juga mengambil satu orang untuk dirawatnya." Abbas berkata: "Baiklah."
Maka keduanya pergi ke rumah Abu Thalib. Rasulullah saw mengambil Ali dan Abbas mengambil Ja'far. Dan sejak itulah Ali hidup di rumah Rasulullah saw.
Ketika Rasulullah saw sudah mendapat tugas menyampaikan risalah dan Allah memerintahkan agar Rasulullah saw memberikan peringatan kepada keluarga dekatnya, maka Rasulullah saw menawarkan Islam kepada Ali bin Abi Thalib, lalu Ali pun mengimani dan mempercayainya.