Sayangnya, Ki Hajar Dewantara ngga cuman pintar tapi juga berani.
Ketika itu dia hobi mengkritik Belanda di kampusnya hingga akhirnya dia dikeluarkan. Setelahnya dia menjadi seorang wartawan.
Baca Juga: Suami tega pukuli istri, bagaimana hukumnya? Begini jawaban Buya Yahya
Setelah menjadi wartawan, dia semakin berani dan tajam mengkritik Belanda melalui tulisan -tulisannya.
Pemerintahan Belanda merasa gerah dan membuangnya ke Belanda supaya tidak bikin rusuh di Indonesia.
Dalam pengasingannya di Belanda, Ki Hajar Dewantara malah belajar melalui buku-buku dan tulisan-tulisan. Karena memang disana, buku-buku dan tulisan lebih lengkap dibandingkan di Indonesia.
Baca Juga: Terkenal kaya raya, inilah deretan 8 orang Indonesia yang punya pulau pribadi..
Dia belajar tentang riset-riset terbaru mengenai pendidikan, filsafat, psikologi dan banyak lagi hal lainnya. Termasuk salahsatunya adalah filosofi dan Kurikulumnya Maria Montessori yang sampai sekarang masih dipakai di sekolah sekolah elit di seluruh dunia.
Dan hasil pembelajarannya itu dirangkum dengan otak jeniusnya dan dibawa pulang ke Indonesia untuk kemudian dijadikan dasar pendidikan ala dia.
Termasuk di Taman Siswa, sekolah yang didirikannya. Termasuk di perkumpulan Sasak Kliwon, geng ngobrol intelektualnya dan juga untuk warga Indonesia ketika dirinya menjabat sebagai menteri pendidikan Indonesia.
Baca Juga: Wajah terlihat tua sebelum waktunya? Ternyata ini penyebab kulit menjadi keriput
Ki Hajar Dewantara juga seorang aktivis jenius yang sangat konsen pada dunia pendidikan pada masanya.
Dilansir Jakarta Insider dari akun YouTube @satu persen yang dilihat pada Senin (17/10/2022) bahwa Ki Hajar Dewantara memiliki 3 filosofi pendidikan yang penting diketahui oleh kita, yang ngga pernah diajarin di sekolah.
Ketiga hal tersebut diantaranya adalah :