JAKARTA INSIDER - Nabi Muhammad memiliki pembantu bernama Anas bin Malik. Sudah bertahun-tahun Ia melayani Nabi Muhammad, tetapi belum pernah Ia mendapati kata-kata kasar keluar dari lisan majikannya itu.
Bahkan, muka yang masam tidak pernah ditunjukkan kepadanya, apalagi memukul. Nabi Muhammad memperlakukan pembantunya dengan lemah lembut.
Menurut istri Rasulullah, yaitu Aisyah, Rasulullah sama sekali tidak pernah memukul dengan tangannya, kecuali ketika beliau berjihad di jalan Allah. “Beliau pun tidak pernah memukul pembantu dan perempuan,” ujarnya dalam hadis yang diriwayatkan Muslim.
Baca Juga: Sejarah Islam, berikut fakta penyebab kemunduran umat muslim global
Kisah manis pembantu Muhammad pun berlanjut. Anas menuturkan, ketika ia tidak sepenuhnya mampu mengerjakan apa yang diminta, junjungannya itu mau memakluminya.
Pernah saudaranya memarahi Anas dan diketahui Muhammad. Lalu, Muhammad akan segera membela Anas. “Biarkan ia. Seandainya mampu, ia tentu akan mengerjakannya,” ujar suami Khadijah ini seperti diuraikan dalam buku Manajemen Cinta sang Nabi karya Sopian Muhammad.
Suatu hari, ungkap Anas, ia diminta untuk menyelesaikan sebuah urusan. Namun, ia melakukan kekhilafan. Anas malah bermain-main di pasar bersama sejumlah anak.
Baca Juga: Sirah Nabawiyah edisi Maulid Nabi Muhammad, Kronologi pernikahan Muhammad dengan Khadijah
Tiba-tiba, majikannya yang mulia itu muncul dan memegang bajunya dari belakang. Anas melihat wajah Muhammad. Bukan amarah yang terlihat, melainkan senyum yang menghias bibirnya.
Dengan lembut, Muhammad berkata, “Anas pergilah ke tempat yang aku perintahkan.” Uqbah bin Amir Juhani, pembantu lainnya, juga merasakan kelemahlembutan putra Abdullah tersebut.
Meski hanya berstatus sebagai pembantu rumah tangga, Rasul tidak menginginkan Uqbah menderita.
Menurut Uqbah, dalam sebuah perjalanan, Rasul meminta dirinya untuk bergantian menunggangi keledai yang dijadikan kendaraan. Ini karena, ia tidak ingin Uqbah kelelahan berjalan kaki.
Baca Juga: Sirah Nabawiyah edisi Maulid Nabi Muhammad, prediksi Waraqah tentang kenabian Muhammad
Sopian Muhammad mengatakan, Rasul bukan sekadar seorang majikan bagi pembantunya. Beliau, ujar dia, adalah sosok teladan yang ditiru oleh pembantu yang ikut dengannya.