Menurut Hilman, sebelum puncak haji, tercatat ada 154 jemaah Indonesia yang wafat, dengan rincian sebanyak 10 jemaah Indonesia wafat di Tanah Air, 143 wafat di Arab Saudi, 1 jemaah haji khusus.
"Mereka semua sudah dibadalhajikan," tegas Hilman.
“Selama fase puncak haji, ada 112 jemaah yang meninggal di Arafah (14), Mina (58), Makkah (39), dan Madinah (1). Baik yang meninggal di Makkah maupun Madinah, sudah menjalani wukuf baik dengan skema badal maupun safari wukuf," imbuhnya.
Tahun 2023 ini, terdapat dua kelompok yang melakukan safari wukuf.
Pertama, safari wukuf yang digelar olej Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dengan total 238 jemaah yang memenuhi syarat secara kesehatan untuk disafariwukufkan.
Kedua, safari wukuf yang digelar oleh PPIH Arab Saudi. Sejumlah 129 lansia dan disabilitas yang sangat terbatas pergerakannya sehingga tidak bisa melakukan apa-apa.
Selama masa puncak haji, mereka ditempatkan pada lima hotel transit yang berada di empat wilayah, yaitu: Syisyah (2 hotel), Jarwal, Raudhah, dan Misfalah.
Layanan konsumsi juga disiapkan untuk mereka selama di hotel transit tersebut.
Selain itu, terdapat 55 petugas yang mendampingi dan melayani para lansia dan disabilitas tersebut selama di hotel transit.
"Hari ini, seluruh jemaah haji lansia dan disabilitas ini sudah dikembalikan ke hotel asalnya masing-masing. Mereka kembali berkumpul dengan jemaah yang satu kloter (kelompok terbang),” ucapnya.
“Kami sedang mengupayakan agar jemaah lansia dan disabilitas bisa dipulangkan lebih awal (tanazul) ke Tanah Air dengan mengisi kursi pesawat yang kosong saat pemulangan,” tambahnya.
Hilman mengungkapkan bahwa proses kepulangan jemaah haji gelombang pertama akan berlangsung mulai 4 Juli 2023 melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.