JAKARTA INSIDER - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan dukungan mereka terhadap aksi boikot kurma yang berasal dari Israel.
“Ya, MUI mendukung boikot kurma Israel itu,” kata Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (KHLN MUI), KH. Bunyan Saptomo.
Bukan tanpa alasan MUI ikut memberikan dukungannya terhadap boikot kurma asal Israel. Setidaknya ada dua alasan yang mendasari.
Alasan pertama, kurma Israel yang marak beredar berasal dari hasil pendudukan negara itu di tanah Palestina.
“Yang kedua, PBB sendiri telah menyatakan bahwa pendudukan Israel di Palestina tersebut adalah illegal,” kata Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (KHLN MUI), KH. Bunyan Saptomo.
Boikot tersebut digencarkan oleh sebuah komunitas pecinta Masjid Al Aqsha yang berbasis di Inggris yakni Friends of Al-Aqsa (FOA) belum lama ini. Hal tersebut mengacu pada kebengisan mereka terhadap masyarakat Palestina hingga kini.
Melalui tagar CheckTheLabel, FOA menyerukan seluruh Muslim dunia terutama yang tinggal di Eropa memeriksa label terlebih dulu sebelum membeli kurma mengingat Ramadan sebentar lagi akan tiba.
“Dengan memilih untuk tidak membeli kurma Israel pada Ramadan kali ini, komunitas Muslim telah menuliskan pesan yang sangat jelas dan kuat untuk mengutuk pendudukan ilegal Israel di tanah Palestina,” kata Shamiul Joarder di FoA, mengutip laman The New Arab.
Baca Juga: Keutamaan puasa Ramadhan dengan penuh pahala dari Allah SWT
Buah Kurma yang berasal dari Israel merupakan jenis Kurma Medjoul. Sebagai Kurma terbesar di dunia, lima puluh persen buah tersebut banyak diekspor ke Eropa.
Dalam peredarannya, Kurma Medjoul yang dikirim ke Benua Biru dijajakan di super market dan toko yang berada di Eropa.
"Israel merupakan produsen Kurma Medjoul terbesar di dunia, dengan 50 persen Kurma Israel diekspor ke Eropa," kata FOA.
Berdasarkan keterangan dalam unggahan tersebut beberapa negara yang menjadi menerima Kurma Medjoul di benua Eropa adalah Inggris, Prancis, hingga Spanyol.