JAKARTA INSIDER - Panjat pinang adalah salah satu lomba tradisional yang sangat populer di Indonesia, terutama saat perayaan kemerdekaan dan hari-hari besar lokal.
Aktivitas ini melibatkan peserta yang mencoba memanjat pohon pinang atau tiang licin untuk meraih hadiah yang digantung di puncaknya.
Meskipun terlihat sebagai hiburan rakyat, asal-usulnya memiliki kaitan erat dengan sejarah kolonial Belanda.
Baca Juga: Rahasia Politik Kosem Sultan: Perempuan yang Mengendalikan Kesultanan Utsmaniyah
Asal-usul Panjat Pinang
Menurut penelitian sejarah, panjat pinang pertama kali dikenal pada masa Kompeni Belanda di Indonesia.
Kompeni adalah sebutan untuk perusahaan dagang Belanda, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), yang menguasai wilayah Nusantara sejak abad ke-17.
Dalam upaya menyenangkan tentara dan pejabat Eropa, mereka mengadakan lomba yang menguji keberanian, kekuatan, dan kerja sama, salah satunya panjat tiang licin yang diberi hadiah di atasnya.
Baca Juga: Beda Perlakuan, Koruptor Indonesia Bebas, Negara Lain Eksekusi Mati!
Tiang yang digunakan biasanya dilumasi dengan minyak atau benda licin lainnya agar memanjat menjadi lebih menantang.
Hadiah yang digantung, seperti makanan, kain, atau barang mewah, menjadi motivasi peserta untuk berusaha bersama, sekaligus menciptakan tontonan yang menghibur warga Kompeni.
Fungsi Sosial dan Hiburan Kompeni
Bagi Belanda, panjat pinang berfungsi sebagai hiburan sekaligus sarana mempererat hubungan antar tentara, pegawai, dan warga kolonial.
Baca Juga: Koruptor Bisa Bebas Bersyarat? Memahami Aturan Hukum di Balik Kasus Setya Novanto