JAKARTA INSIDER - Hurrem Sultan dikenal sebagai perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Kesultanan Utsmaniyah.
Ia bukan hanya istri sah Sultan Suleiman al-Qanuni, tetapi juga sosok yang menandai dimulainya Sultanat Wanita, era ketika para perempuan harem terlibat langsung dalam urusan kenegaraan.
Namun, di balik ketokohannya, Hurrem juga menjadi subjek berbagai teori dan spekulasi.
Baca Juga: Viral Usai Bodinya Lecet Akibat Keserempet Truk, Ternyata Ini Plus Minus Porsche 718 Cayman
Salah satu yang cukup mencolok adalah dugaan bahwa ia berdarah Yahudi dan menjadi bagian dari jaringan awal yang kelak dikenal sebagai Zionisme.
Artikel ini menelisik asal usul Hurrem berdasarkan bukti sejarah dan menjawab sejauh mana validitas klaim tersebut.
Latar Belakang Hurrem Sultan
Hurrem Sultan lahir sekitar tahun 1500, dengan nama asli yang diyakini adalah Aleksandra atau Anastasia Lisowska.
Baca Juga: Waspada! 34 Produk Kosmetik Ilegal Versi BPOM yang Mengandung Zat Berbahaya
Ia berasal dari wilayah Ruthenia (kini bagian dari Ukraina atau Polandia timur).
Saat remaja, ia diculik oleh pasukan Tatar dan dijual sebagai budak ke Istanbul, lalu masuk ke Harem Kesultanan Utsmaniyah di Istana Topkapi.
Berbeda dari para selir lainnya, Hurrem menarik perhatian Sultan Suleiman hingga akhirnya dinikahi secara sah.
Baca Juga: Daftar Lengkap Barang Impor Asal Israel ke Indonesia Sepanjang 2024 Hingga 2025