Revolusi dimulai dengan pemanggilan Estates-General pada Mei 1789.
Rakyat dari Third Estate membentuk National Assembly dan menyusun Declaration of the Rights of Man and of the Citizen, menuntut kebebasan sipil dan kesetaraan hukum.
2. Periode Radikal (1792–1794):
Kerajaan runtuh, Raja Louis XVI dan Ratu Marie Antoinette dieksekusi.
Terjadi kekacauan politik, muncul Committee of Public Safety yang dipimpin Robespierre, dikenal sebagai masa Reign of Terror, di mana ribuan dianggap musuh revolusi dieksekusi.
3. Periode Konsolidasi (1795–1799):
Revolusi mulai stabil, muncul Directory, dan akhirnya Napoléon Bonaparte naik ke tampuk kekuasaan melalui kudeta pada 1799, mengakhiri revolusi.
Dampak Revolusi Prancis
Revolusi ini menegaskan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan kedaulatan rakyat. Monarki absolut runtuh digantikan sistem republik.
Selain itu, revolusi ini mengilhami gelombang revolusi di Eropa dan dunia, termasuk di Amerika Latin dan Asia.
Persamaan dengan Kondisi Indonesia Saat Ini
Beberapa dinamika Revolusi Prancis memiliki kemiripan dengan situasi sosial dan politik di Indonesia kontemporer:
1. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi:
Seperti Prancis abad ke-18, Indonesia masih menghadapi kesenjangan sosial-ekonomi yang signifikan.
Konsentrasi kekayaan pada sebagian kecil elit dan tekanan ekonomi terhadap mayoritas rakyat menciptakan ketidakpuasan yang serupa.
Artikel Terkait
Hidup Santai Tanpa Ribet, 5 Inspirasi Ala Orang Yaman
Situasi Terkini di Mako Brimob Kwitang
8 Alasan Muslim Harus Traveling ke Uzbekistan, Negeri Seribu Makam Ulama
Imbas Aksi Demo, Belasan KA Jarak Jauh Berhenti Darurat di Stasiun Jatinegara
Revolusi Prancis hingga Reformasi 1998, 10 Demo Terbesar dalam Catatan Sejarah Dunia