Penaklukan Konstantinopel menjadi tujuan utama Mehmed II karena beberapa alasan: kota ini merupakan jalur perdagangan strategis antara Asia dan Eropa, pusat budaya Bizantium, dan simbol politik yang penting. Strategi Mehmed II meliputi:
1. Persiapan Militer dan Teknologi
Mehmed II membentuk pasukan elit Janissari, unit infanteri profesional yang terlatih khusus.
Ia memanfaatkan meriam besar (bombard) buatan ahli Hungaria, Orban, untuk menembus tembok Konstantinopel yang kokoh.
Pasukan laut juga diperkuat dengan armada yang mampu memblokir bantuan dari Laut Marmara dan Laut Hitam.
2. Diplomasi dan Aliansi
Mehmed II menjalin perjanjian non-agresi dengan negara-negara tetangga, termasuk Wallachia dan Serbia, untuk mengisolasi Konstantinopel.
Ia juga mengadakan negosiasi terbatas dengan pihak Bizantium untuk menunda bantuan eksternal.
3. Taktik Pengepungan
Pengepungan dimulai pada April 1453 dan berlangsung selama hampir dua bulan.
Serangan dilakukan simultan dari darat dan laut, termasuk penggunaan kapal yang ditarik melewati daratan untuk menyerang dari sisi laut yang kurang terlindungi.
Mehmed II memanfaatkan tekanan psikologis dan kelaparan untuk melemahkan moral pertahanan Bizantium.
Penaklukan dan Dampak Historis
Pada 29 Mei 1453, tembok Konstantinopel akhirnya runtuh setelah tembakan meriam terus menerus.
Kaisar Konstantin XI jatuh dalam pertempuran terakhir, menandai berakhirnya Kekaisaran Bizantium. Dampak dari penaklukan ini sangat luas:
Artikel Terkait
Menelisik Kehidupan di Harem Kesultanan Utsmaniyah: Antara Kemewahan, Intrik, dan Kekuasaan
10 Fakta Kehidupan di Harem Kesultanan Utsmaniyah: Tempat Para Wanita Cerdas dan Kesayangan Sultan
10 Wanita Yahudi di Lingkaran Kesultanan Utsmaniyah: Jejak Awal Pengaruh Zionis?
Sejarah Krimea: Dari Kekhalifahan Utsmaniyah hingga Perebutan Ukraina Rusia
Rahasia Politik Kosem Sultan: Perempuan yang Mengendalikan Kesultanan Utsmaniyah