Dalam buku itu, ia dengan tegas menuntut kemerdekaan penuh dari kolonialisme Belanda.
Meski berhubungan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada awalnya, Tan Malaka kemudian bersikap kritis terhadap strategi pemberontakan PKI 1926 yang dianggapnya prematur.
Sikap kritis ini membuatnya berada di posisi unik: seorang komunis yang tidak sepenuhnya diterima oleh PKI, namun juga dicurigai oleh pemerintah kolonial dan elite nasionalis lain.
Pemikiran dan Gagasan
Tan Malaka bukan sekadar aktivis politik, tetapi juga seorang pemikir.
Gagasannya mengenai pendidikan, organisasi rakyat, dan kemerdekaan politik dituangkan dalam karya monumental “Madilog” (Materialisme, Dialektika, Logika).
Buku ini ditulis pada 1943 di tengah masa pelarian. Melalui Madilog, ia berupaya mengajarkan cara berpikir rasional, ilmiah, dan progresif kepada bangsa Indonesia.
Kontroversi dan Tragedi
Nama Tan Malaka seringkali diwarnai kontroversi. Ia dicurigai oleh Belanda, ditolak oleh sebagian pemimpin nasionalis, bahkan pernah dipenjarakan oleh Jepang.
Pada masa revolusi fisik, Tan Malaka memimpin Persatuan Perjuangan, sebuah aliansi politik yang menuntut kemerdekaan penuh tanpa kompromi.
Hal ini membuatnya berselisih dengan Soekarno dan Hatta yang lebih memilih strategi diplomasi.
Tragisnya, Tan Malaka dieksekusi pada 21 Februari 1949 di Kediri oleh pasukan yang ironisnya berasal dari sesama bangsa Indonesia.
Kematian itu menambah lapisan kelam dalam perjalanan hidupnya, menjadikan sosoknya semakin misterius dalam sejarah.
Warisan dan Pengakuan
Meski lama dihapus dari narasi sejarah resmi, pemikiran Tan Malaka perlahan diakui kembali. Pada tahun 1963, Presiden Soekarno menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Artikel Terkait
5 Penjajah Indonesia yang Jarang Dibahas, Nomor 4 Paling Singkat Tapi Berpengaruh
Alasan Lengkap Belanda Menjajah Indonesia, Dari Rempah hingga Politik Global
Dari Aceh hingga Minangkabau: 7 Pahlawan Wanita yang Terlupakan
Dari Romusha hingga Jugun Ianfu: 10 Kekejaman Jepang di Indonesia
Bukan 17 Agustus 1945, Inilah Tanggal Awal yang Direncanakan untuk Proklamasi Kemerdekaan RI