JAKARTA INSIDER - Sejarah Kesultanan Utsmani tidak hanya dipenuhi kejayaan, perluasan wilayah, dan kemegahan istana.
Di balik kemewahan Topkapi dan gelar kebesaran sultan, tersimpan kisah kelam tentang darah keluarga yang tumpah demi mempertahankan kekuasaan.
Salah satu yang paling terkenal adalah eksekusi Şehzade Mustafa oleh ayahnya sendiri, Sultan Süleyman I. Namun, Mustafa bukan satu-satunya korban dari tradisi suksesi berdarah ini.
Baca Juga: Putra Mahkota yang Gugur di Tangan Ayahnya: Sejarah Kelam Kesultanan Utsmani
Tradisi Suksesi dan Hukum Fratricide
Pada masa awal Kesultanan Utsmani, tidak ada sistem suksesi yang jelas.
Semua putra sultan memiliki hak yang sama atas takhta. Hal ini sering memicu perang saudara ketika seorang sultan wafat.
Untuk mencegah kekacauan, Sultan Mehmed II (Mehmed Sang Penakluk) mengesahkan Kanunname yang melegalkan fratricide eksekusi terhadap saudara-saudara laki-laki oleh sultan baru demi menjaga kesatuan negara.
Baca Juga: Hurrem Sultan dalam Sorotan Sejarah: Asal Usul, Koneksi Yahudi, dan Tuduhan Zionis
Kasus Tragis Şehzade Mustafa (1553)
Putra tertua Sultan Süleyman I ini populer di kalangan Janissari dan dianggap penerus ideal.
Namun, intrik istana dan fitnah bahwa Mustafa bersekongkol dengan Safawiyah membuatnya dieksekusi di tenda perang Nakhchivan.
Kematian Mustafa memicu duka besar di pasukan dan menjadi salah satu noda dalam pemerintahan Süleyman yang Agung.
Baca Juga: Fakta Hurrem Sultan orang Ukraina yang mempunyai kedudukan tinggi di era kesultanan Ottoman
Artikel Terkait
Remaja 14 tahun di Simalungun Ditemukan Tewas Dengan Kepala Tertutup Plastik, Mirip Kasus Diplomat Arya Daru Pangayunan
Ketum Partai NasDem Surya Paloh Sebut Dukungan Terhadap Pemerintahan Prabowo Bukan Hanya Sekedar Omon Omon
Reksa Dana atau Saham? Begini Cara Menentukan Investasi untuk Pemula
Ayah Prada Lucky Namo Minta Keadilan Usai Anaknya Tewas Dianiaya Senior
Putra Mahkota yang Gugur di Tangan Ayahnya: Sejarah Kelam Kesultanan Utsmani