Rahasia diet ala orang Jepang, tetap langsing walau makan nasi tiga kali sehari

JAKARTA INSIDER - Banyak orang penasaran bagaimana masyarakat Jepang bisa mempertahankan tubuh ramping mereka, meskipun nasi tetap menjadi bagian utama dari pola makan harian.

Ternyata, rahasianya tidak terletak pada faktor genetika semata, melainkan dari pola hidup dan makan yang telah menjadi budaya turun-temurun.

Pendekatan diet ala Jepang sangat holistik, melibatkan kesadaran dalam makan, pengendalian porsi, keseimbangan nutrisi, serta integrasi aktivitas fisik dalam rutinitas sehari-hari.

Baca Juga: Begini prediksi Bill Gates soal profesi Dokter dan Guru satu dekade mendatang

1. Pengendalian Porsi dan Perhitungan Kalori yang Sadar

Salah satu prinsip mendasar yang dipegang masyarakat Jepang adalah mengontrol porsi makanan. Nasi, meski dikonsumsi setiap hari, hanya disajikan dalam takaran kecil—biasanya sekitar 140 gram atau setara dengan 200 kalori.

Bahkan, makanan berbasis nasi lain seperti onigiri juga dibuat dalam ukuran moderat. Kesadaran ini mencegah konsumsi kalori berlebih tanpa harus menghilangkan nasi dari menu sehari-hari.

Baca Juga: RI tuntut perlindungan WNI di AS, protes penahanan tanpa prosedur hukum

2. Mengawali Makan dengan Sup

Dalam budaya makan Jepang, sup seperti miso atau sup kaldu bening hampir selalu hadir di awal sesi makan. Penelitian menunjukkan bahwa memulai makan dengan sup membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, karena memberikan rasa kenyang lebih awal.

Selain menghangatkan tubuh dan membantu pencernaan, sup juga kaya nutrisi, namun rendah kalori, sehingga mendukung pengelolaan berat badan.

Baca Juga: Waspada modus baru curanmor di Stasiun Gambir, pelaku gunakan sistem tap in parkir

3. Komposisi Makanan yang Beragam dan Bernutrisi Tinggi

Menu harian masyarakat Jepang mengedepankan keberagaman. Sayuran segar, ikan sebagai sumber protein rendah lemak, dan makanan fermentasi seperti natto dan miso mendominasi meja makan.