Tragedi Jembatan Merah Surabaya, kisah heroik dan duka arek-arek Suroboyo

- Rabu, 24 Mei 2023 | 21:00 WIB
 (gardenpalacehotel.co.id)
(gardenpalacehotel.co.id)

JAKARTA INSIDER - Jembatan Merah, sebuah struktur megah yang menghubungkan Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun, menjadi saksi bisu dari tragedi berdarah yang tak terlupakan.

Jembatan ini, yang sehari-hari dilewati oleh para penduduk Surabaya, menyimpan kisah heroik para pejuang yang rela mengorbankan nyawa demi kemerdekaan bangsa.

Namun, di balik keindahan fisiknya yang gagah, Jembatan Merah juga menyimpan luka dan duka yang mendalam.

Baca Juga: Meditasi Zen Buddhism yang mengubah Steve Jobs dan memicu revolusi desain Apple

Jembatan Merah, yang kini berdiri dengan kokoh di tengah gedung-gedung bersejarah Surabaya, telah menjadi pusat perniagaan sejak zaman kolonial.

Setelah Perjanjian Paku Buwono II dengan VOC pada 1743, Surabaya sepenuhnya berada di bawah kekuasaan Belanda.

Seiring berjalannya waktu, kawasan sekitar Jembatan Merah berkembang menjadi pusat ekonomi dengan hadirnya indikator-indikator ekonomi, seperti Plaza Jembatan Merah dan kawasan Wisata kota tua Surabaya.

Baca Juga: 2012 tidak jadi kiamat, ternyata inilah penjelasannya menurut NASA

Meskipun fisiknya mengalami perubahan sejak tahun 1890-an, ketika pagar pembatasnya diganti dari kayu menjadi besi, Jembatan Merah tetap memancarkan pesona yang tak tergantikan.

Namun, di balik warna merah khasnya, tersembunyi sejarah tragis yang terjalin dengan jembatan ini.

Pada masa pemerintahan VOC, Jembatan Merah menjadi sarana penting dalam perhubungan melintasi Kalimas, yang kemudian dijadikan pangkalan Pasukan Komandan Brigade ke-49 Inggris pada tahun 1945.

Baca Juga: Rahasia Emas Batangan Soekarno yang Tersembunyi: Fakta atau Dongeng Belaka?

Pada tanggal 30 Oktober 1945, Jembatan Merah menjadi saksi terjadinya pertempuran sengit antara arek-arek Suroboyo dan pasukan Inggris yang menempati Gedung Internatio, markas Brigade ke-49 Inggris.

Darah pejuang yang berjuang dengan semangat "Merdeka atau Mati" mengalir di sekitar jembatan ini, menciptakan lautan darah segar yang kemudian memberi jembatan ini julukan "Jembatan Merah Surabaya".

Halaman:

Editor: Jaka LI

Sumber: gardenpalacehotel.co.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X