JAKARTA INSIDER - Dahulu, saat Steve Jobs tiba di bandara San Francisco pada usia 19 tahun, tak seorang pun yang mengenali pria ini.
Jobs, seorang mahasiswa Reed College yang kemudian putus sekolah, baru saja menghabiskan beberapa bulan di India.
Tujuan perjalanannya adalah untuk menjelajahi tradisi kontemplatif di wilayah tersebut, termasuk Hinduisme dan Buddhisme.
Sinar matahari India pun membuat kulitnya menjadi beberapa tingkat lebih gelap.
Dilansir oleh Jakarta Insider melalui Business Insider.
Namun, perjalanan ini tidak hanya mengubahnya secara fisik, tetapi juga dalam cara yang lebih dalam dan tak terlihat.
Siapa yang menyangka bahwa perjalanan tersebut akan membawa perubahan yang signifikan dalam dunia bisnis?
Setelah kembali ke Bay Area, Jobs terus mengembangkan praktik meditasinya.
Tepat pada saat yang tepat, di tahun 1970-an, San Francisco menjadi tempat berkembangnya Zen Buddhism di Amerika Serikat.
Di sana, Jobs bertemu dengan Shunryu Suzuki, penulis buku inovatif berjudul "Zen Mind, Beginners Mind," dan mencari ajaran dari salah satu murid Suzuki, yaitu Kobun Otogawa.
Menurut biografi yang ditulis oleh Walter Isaacson, Jobs bertemu dengan Otogawa hampir setiap hari.
Mereka bahkan melakukan retret meditasi bersama setiap beberapa bulan.
Artikel Selanjutnya
Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, lagu Weird Genius Glorious tetap dipakai di Argentina
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.
Sumber: Business Insider
Artikel Terkait
Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, lagu Weird Genius Glorious tetap dipakai di Argentina
Demi rela masuk universitas bergengsi, pemuda ini bayar ratusan juta rupiah dan pasang kamera di badan di UTBK
Iqbal Ramadhan bawa nostalgia era 90an lewat program baru di Youtube Vincent Desta
Recep Tayyip Erdogan unggul dalam perkembangan terakhir pemilihan umum Turki
Windah Basudara sang pahlawan digital berhasil kumpulka donasi 1.3 Milliar Rupiah dalam 5 jam