JAKARTA INSIDER - Dunia digital kini telah berkembang hingga menyasar ke segala sisi kehidupan.
Hal tersebut tak dapat dipungkiri, karena memang hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh oleh proses digitalisasi.
Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan media online khususnya di Indonesia meningkat secara signifikan.
Baca Juga: Gempa maut Turki, begini cerita korban WNI yang selamat: Tak berani kembali ke apartemen, trauma!
Namun, untuk kualitas pertumbuhannya justru belum merata, karena di beberapa daerah masih ada yang belum terjamah media online.
Banyak kendala yang dihadapi oleh pengelola media online, seperti keterbatasan dalam permodalan, pemahaman manajemen bisnis dan ekosistem media online.
Bahkan minimnya penguasaan teknologi yang bisa memperbaiki engagement dan relevansi konten juga merupakan kendala yang dihadapi.
Baca Juga: Gempa maut Turki, kiper timnas Volkan Demirel berlinang air mata harap bantuan kemanusiaan dunia
Terkait masalah tersebut, Promedia Teknologi Indonesia menggelar seminar bertajuk "Transformasi Jurnalis Menjadi Pengusaha Media di Era Digital" yang digelar di Hotel Grand Mercure Medan pada Rabu (8/2/2023).
Turut hadir sebagai pembicara, yakni CEO Promedia, Agus Sulistriyono, AWS Indonesia oleh Arthur Renaldy dan CEO ProPS, Ilona Juwita.
Kegiatan seminar tersebut disambut antusias dari para jurnalis di Kota Medan di mana ruangan tampak penuh mengikuti kegiatan itu.
Agus Sulistriyono dalam paparannya mengatakan, fungsi media sebagai pilar keempat demokrasi pun belum bisa berjalan dengan optimal, pengelola media online masih harus berebut sumber pendatapan yang kian terbatas.
Apalagi dengan jumlah media online yang terus tumbuh sementara anggaran yang dimiliki klien selama ini cenderung berkurang karena ada pengalihan anggaran membuat bisnis media online menjadi semakin terhimpit.