JAKARTA INSIDER - Pertumbuhan dan kesuksesan seringkali diiringi dengan serangkaian kegagalan dan tantangan.
Merangkul kegagalan-kegagalan tersebut dan belajar dari mereka adalah aspek penting dari perkembangan pribadi dan akademik.
Dengan langkah yang tidak biasa, Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) memperkenalkan Pekan Kegagalan, sebuah inisiatif unik yang bertujuan untuk merayakan kegagalan, mempromosikan ketangguhan, dan mengubah cara mahasiswa memandang kesuksesan.
Pada tanggal 23 Oktober, KAIST mengadakan pameran foto Pekan Kegagalan di lantai pertama Pusat Pembelajaran Kreatif KAIST Daejeon, mengundang mahasiswa untuk merenungkan momen kegagalan mereka dan berbagi pengalaman.
Acara ini menandakan perubahan signifikan dari lingkungan akademik tradisional yang sering menekankan kesuksesan dengan segala cara.
Sepuluh tahun lalu, KAIST mengalami tragedi ketika para siswa, di bawah tekanan besar karena sistem evaluasi relatif yang ketat, mengambil tindakan drastis ketika mereka tidak dapat mempertahankan beasiswa mereka setelah gagal ujian paruh waktu.
Persaingan yang ekstrem memiliki konsekuensi yang mengerikan.
Namun saat ini, KAIST mengambil pendekatan yang berbeda untuk mengatasi kegagalan.
Di pameran foto Pekan Kegagalan, para mahasiswa didorong untuk mengabadikan momen-momen kegagalan mereka, merenungkan tantangan dan kemunduran mereka.
Jeong Hye-in, seorang mahasiswa angkatan '19 dari Sekolah Teknik Elektro dan Elektronik, membagikan pengalamannya saat melihat foto tesis Bahasa Inggris bersama alarm jadwal rapat laboratorium.
Dia mengatakan, "Ketika saya melihat kisah kegagalan teman-teman saya, itu mengingatkan saya pada pengalaman saya sendiri, dan saya dapat berhubungan dengan banyak dari mereka."
Acara pertama Pekan Kegagalan adalah Pameran Foto Kegagalan, yang direncanakan oleh Institut Riset Kegagalan KAIST, yang didirikan oleh Presiden Lee Kwang-hyung.