JAKARTA INSIDER - Seorang warga negara Indonesia termasuk dalam korban tewas akibat gempa maut yang melanda Turki pada Senin (6/2).
Duta Besar Republik Indonesia di Ankara, Lalu Muhammad Iqbal, menyampaikan bahwa WNI bernama Nia Marlinda asal Bali meninggal dunia bersama keluarganya yang terdiri dari satu anak dan suami warga negara Turki.
Nia dan keluarga ditemukan meninggal setelah tertimpa puing-puing bangunan di Kahramanmaras, Turki.
Baca Juga: Putuskan Childfree, Gita Savitri didoakan hamil hingga punya anak: Semoga dapat anak kembar...
Kedubes juga telah memberikan kabar tersebut kepada keluarga yang bersangkutan.
"Almarhumah dan keluarga akan dimakamkan hari ini di Kahramanmaras," kata keterangan KBRI Ankara pada Rabu (8/2).
Iqbal juga menginformasikan kabar terkini tentang WNI yang Selasa tak diketahui keberadaannya.
WNI bernama Ayu Fira dan dua anaknya di Hatay yang hingga kemarin dinyatakan belum bisa dihubungi, kini sudah berhasil ditemukan dan dalam keadaan selamat, kata Iqbal.
“Alhamdulillah setelah melakukan pelacakan ke lokasi tempat tinggal, Ibu Ayu Fira dan anaknya sudah kami temukan dalam keadaan selamat,” ucap Bondet Suryonurwendo, sekretaris 3 perlindungan WNI KBRI Ankara yang memimpin tim ke Hatay.
Gempa maut berkekuatan magnitudo 7,7 dan 7,6 yang berpusat di provinsi Kahramanmaras, memberikan dampak kerusakan di 10 provinsi negara itu dan gempa tersebut mempengaruhi lebih dari 13 juta orang.
Beberapa negara di kawasan itu, termasuk Suriah dan Lebanon, merasakan dua gempa besar itu, yang terjadi di pusat berbeda dalam waktu kurang dari 10 jam.***
Artikel Terkait
Gempa maut Turki, China kirimkan tim penyelamat dan akan beri bantuan tahap pertama sebesar Rp89 miliar
Info gempa terkini! Ukraina dan Rusia bersatu kirim bantuan terkait gempa maut di Turki dan Suriah
Gempa maut Turki, begini cerita korban WNI yang selamat: Tak berani kembali ke apartemen, trauma!
Ternyata fenomena ‘Tectonic Escape’ disebut-sebut menjadi penyebab gempa besar yang terjadi di negara Turki
Gempa maut Turki, kiper timnas Volkan Demirel berlinang air mata harap bantuan kemanusiaan dunia