Di sela kunjungan Menkopolhukam Mahfud MD dan Menteri KLHK Siti Nurbaya di ruang monitoring Climate Early Warning BMKG yang melakukan monitoring iklim untuk mendukung pengendalian karhutla, di Jakarta, Rabu (25/1), Dwikorita mengatakan berdasarkan prediksi BMKG, terdapat potensi terjadinya penurunan curah hujan.
Baca Juga: Efek Rumah Kaca rilis album baru berjudul Rimpang. Ini daftar lagunya
Penurunan curah hujan setelah tiga tahun terakhir 2020, 2021, 2022, dan terjadi La Nina dengan kondisi curah hujan di atas normal.
Sehingga, dikhawatirkan dapat terjadi peningkatan potensi karhutla seperti yang terjadi di tahun 2019.
Musim kemarau tersebut, kata Dwikorita, sesuai dengan prediksi yang pernah disampaikan BMKG pada Oktober 2022, dimana diprediksikan kondisi La Nina akan makin melemah dan transisi menuju kondisi netral.
"BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Pemprov, dan Pemkab setempat terus berkoordinasi dan menyiapkan berbagai langkah antisipasi dan persiapan, serta peringatan dini menghadapi karhutla, termasuk menyiapkan skenario operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC)," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Baru saja terjadi, gempa mengguncang Pacitan Jawa Timur dengan magnitudo 5.9. BMKG: hati hati gempa susulan
Mengapa Imlek selalu hujan? Ini penjelasan BMKG
Pantas Imlek identik dengan hujan, BMKG beri penjelasan begini
Mitos dan fakta ilmiah tentang hujan di Tahun Baru Imlek: pertanda turunnya Dewi Kwan Im hingga ramalan BMKG
BMKG ingatkan wilayah yang masuk kategori siaga terhadap potensi hujan lebat hingga 25 Januari 2023