Ketika Szilard mengetahui bahwa bom telah dijatuhkan di Hiroshima, dia menyebutnya "salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah"—dalam sebuah catatan (pada alat tulis dari University of Chicago Quadrangle Club) kepada Gertrud Weiss, profesor kedokteran yang kemudian dia nikahi.
Baca Juga: Segera Daftar! Pendaftaran program magang studi bersertifikat dari Kemendikbudristek ditutup esok
Szilard dan banyak ilmuwan Proyek Manhattan lainnya segera bertemu untuk membahas cara memberi tahu publik tentang sains dan implikasinya bagi umat manusia.
Pada bulan September, mereka telah membentuk Buletin Ilmuwan Atom Chicago — kemudian disingkat menjadi Buletin Ilmuwan Atom seiring bertambahnya keanggotaannya.
Mereka berbagi misi: "untuk membekali publik, pembuat kebijakan, dan ilmuwan dengan informasi yang dibutuhkan untuk mengurangi ancaman buatan manusia terhadap keberadaan kita."
Baca Juga: Ketua KPU: Bekas napi boleh nyalon jadi kepala daerah atau anggota DPR setelah bebas murni 5 tahun
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, para ilmuwan mengatakan bahwa penting untuk membuat penilaian tentang apa yang harus dilakukan dengan penemuan mereka,” menurut John A. Simpson, seorang ilmuwan muda UChicago yang pernah bekerja di Proyek Manhattan dan menjabat sebagai ketua Buletin pertama.
Selama lebih 75 tahun, Buletin terus berlanjut sebagai organisasi nirlaba independen, menerbitkan situs web dengan akses gratis dan majalah dua bulanan.
Menurut situs webnya, misinya adalah untuk "mengumpulkan beragam suara paling berpengetahuan dan berpengaruh yang melacak ancaman buatan manusia" untuk memberi tahu publik dan dunia pada umumnya.
Beberapa Buletin pertama adalah kumpulan artikel stensil.
Namun seiring berkembangnya publikasi, editornya memutuskan untuk mencoba menarik khalayak yang lebih luas dengan sampul yang dirancang.
Anggota buletin Martyl Langsdorf, seorang seniman yang kebanyakan melukis lanskap abstrak, setuju untuk membuat ilustrasi.
Menanggapi urgensi yang dia rasakan dari perhimpunan, dia merancang jam yang minimalis, namun mudah diingat—jarumnya diatur pada tujuh menit hingga tengah malam, sebagian karena jam itu “terlihat bagus di mata [nya]”.
Sejak saat itu, Buletin menggunakan jam untuk menggambarkan ancaman eksistensial yang dihadapi umat manusia dengan nama Doomsday Clock atau "Jam Kiamat".***
Artikel Terkait
Ketua KPU: Bekas napi boleh nyalon jadi kepala daerah atau anggota DPR setelah bebas murni 5 tahun
'Jam Kiamat' kembali diperbincangkan gegara perang Rusia - Ukraina, apa sih maksudnya?
Segera Daftar! Pendaftaran program magang studi bersertifikat dari Kemendikbudristek ditutup esok
Asal-usul 'Jam Kiamat' yang bergerak karena perang Rusia - Ukraina?
'Jam Kiamat' dikaitkan dengan serangan ke Ukraina, Rusia undang AS dan Jerman