JAKARTA INSIDER - Melalui akun YouTubenya Refly Harun membahas tentang pernyataan dari seorang ekonom senior Faisal Basri tentang mewanti-wanti Presiden Jokowi mengenai tingkat inflasi yang tinggi.
Akibat lonjakan harga pangan akan membuat Angka kemiskinan meningkat bahkan proyeksinya jumlah orang miskin akan kembali double dikit dari posisi saat ini.
Kalau inflasi tinggi jumlah orang miskin akan double digit lagi padahal pak Jokowi mau menghilangkan kemiskinan ekstrim ungkap Faisal di acara diskusi online.
Menurut Faisal tingkat kemiskinan sangat mungkin meningkat saat inflasi Tinggi, karena porsi pengeluaran 20% masyarakat dengan pengeluaran terendah hanya untuk membeli bahan makanan.
64 persen pengeluaran masyarakat miskin habis untuk beli makanan hal ini berbeda dengan 20 persen masyarakat kaya yang porsi pengeluaran untuk belanja bahan pangan cuma 39,22 persen.
Sementara saat ini harga beberapa komoditas pangan Tengah naik seperti minyak goreng tempe dan lainnya sehingga kalau harga pangannya bergejolak itu pengaruhnya ke rakyat miskin akan besar dan memunculkan tensi sosial atau gejolak sosial.
Baca Juga: Ketimbang terapkan ERP, DPRD minta Pemprov DKI Jakarta atasi maraknya pelecehan seksual
Kendati begitu Faisal tidak memberi proyeksi berapa kira-kira kenaikan tingkat kemiskinan yang akan terjadi sementara tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 9,71 persen per September 2021.
Senada dengan Faisal Kepala Badan pusar statistik Margo Yuwono juga mengingatkan ancaman kenaikan tingkat kemiskinan bila inflasi tinggi berlangsung dalam jangka panjang.
Sebab inflasi tinggi akan menambah beban pengeluaran masyarakat dan menekan daya beli khususnya bagi masyarakat miskin.
Berikutnya yang dipastikan terjadi kalau inflasi tidak bisa dikendalikan dalam jangka panjang kemiskinan akan meningkat karena kalau kita lihat garis kemiskinan terbesar karena makanan jelas Margo selain tingkat kemiskinan Margo mengatakan inflasi tinggi akan menekan laju pertumbuhan ekonomi RI.
"Apabila biaya produksi meningkat sementara jumlah produksi justru bisa menurun akibatnya bisa mengerek tingkat pengangguran kalau output perekonomian berkurang salah satu potensinya adalah pengurangan tenaga kerja dan itu berarti ada banyak pengangguran" pungkasnya
Kalau inflasi tinggi ya otomatis nilai uang akan turun kalau nilai mata uang turun maka kemampuan dayabeli masyarakat juga menurun.
Artikel Terkait
Ternyata ini alasan akan diberlakukannya ERP di Jakarta, benarkah untuk kepentingan umum?
Capres 2024 Anies Baswedan sapa ribuan warga Bandung. Anies ajak warga gelorakan perubahan untuk Indonesia..
Bantu Ukraina, Komandan Chechnya: Setiap musuh Rusia adalah teman kami
Lika-liku perayaan Imlek di Indonesia, dilarang Soeharto hingga dibuka kembali oleh Gus Dur
Ketimbang terapkan ERP, DPRD minta Pemprov DKI Jakarta atasi maraknya pelecehan seksual