JAKARTA INSIDER - Konflik bersenjata antara Rusia - Ukraina telah berlangsung hampir satu tahun sejak penyerangan pada akhir Februari 2022.
Perang antara Ukraina dan Rusia tak pelak melibatkan para negara pendukung.
Amerika Serikat sebagai pendukung Ukraina kerap membocorkan sepak terjang Rusia dengan para konco-konconya.
Baca Juga: Venna Melinda alami KDRT oleh Ferry Irawan, Athalla Naufal dan Verrel Bramasta akui kecewa berat
Menurut bocoran dari pejabat tinggi Amerika Serikat, Rusia kian menjalin hubungan erat dengan Iran demi mendapat pasokan senjata, rudal, drone, dan amunisi lain.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dan Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Colin Kahl mengungkap hal tersebut ketika mengunjungi Ukraina.
Dilansir JAKARTA INSIDER dari laman Newsweek (20/1/2023), keduanya menyampaikan hal tersebut dalam siaran pers di Pusat Media Ukraina.
Mereka mengklaim bahwa Rusia sepertinya telah kehabisan persediaan untuk melakukan serangan jarak jauh.
“Terus terang, itu adalah tanda keputusasaan Rusia bahwa mereka beralih ke Iran dan Korea Utara,” kata Kahl.
Klaim ini mengacu pada laporan bahwa Moskow telah mencari berbagai macam amunisi dari Pyongyang, ditambah drone dan rudal balistik dari Teheran.
Di pihak lain, Korea Utara telah membantah bahwa mereka telah mengirim pasokan amunisi ke negara Vladimir Putin untuk serang Ukraina.
Sementara Iran yang walahnya membantah hal tersebut, belakangan mengakui telah mengirim sejumlah pasokan dalam jumlah kecil sebelum invasi dimulai.
Artikel Terkait
Lima ramalan perang Rusia - Ukraina tahun 2023, salah satunya kemenangan negara Volodymyr Zelensky
Makin panas! Inggris bakal kirim 200 kendaraan bantu Ukraina hadapi Rusia
Negara lain mulai bantu Ukraina, mantan Presiden Rusia peringatkan 'Skenario Nuklir'
Jens Stoltenberg: Rusia tak akan mampu berkutik jika NATO dan Eropa rajin pasok senjata ke Ukraina
Negara Barat ikut kirim senjata di perang Ukraina dan Rusia, akankah perang dunia ketiga terjadi?