Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Retno Widiastuti, pihaknya bersama dengan Dinkes telah melakukan surveilans ke Grogol 2, Karangmojo. Di lokasi tersebut tidak ada laporan hewan ternak mati mendadak.
“Hasil penelusuran, pasien selama ini tidak berinteraksi dengan hewan ternak secara langsung,” kata Retno Widiastuti.
Retno menyebutkan, hingga saat ini ada tiga wilayah pengendalian antraks. Masing-masing, Hargomulyo, Gedangsari, Grogol, Karangmojo dan Gombang, Ponjong.
Ternak di wilayah tersebut mendapatkan vaksin selama 10 tahun ke depan.
“Penanganan kasus antraks berjalan dengan baik,” ujarnya.
Baca Juga: 3 Shio diterjang tsunami rezeki jelang Imlek 2023, nomor 2 tidak pernah disangka-sangka
Untuk diketahui, persis setahun lalu, tepatnya awal Januari 2022 belasan warga Gunungkidul terjangkit antraks.
Hasil laboratorium dari total 26 sempel darah yang diperiksa, 12 orang diantaranya positif antraks.
Pasien antraks sebelumnya bergejala mirip antraks diantaranya muncul kulit melempuh. Dari 12 kasus positif antraks itu, rinciannya 7 warga berasal dari Kapanewon Gedangsari, dan 5 Kapanewon Ponjong.
Tentang penyakit Antraks
Sebagai informasi, antraks merupakan penyakit yang menular ke manusia bersumber dari binatang (zoonosis) karena bakteri.
Melansir informasi dari Kementerian Kesehatan, antraks merupakan penyakit yang bersumber binatang atau zoonosis.
Penyakit ini disebabkan bakteri Bacillus anthracis bersifat akut dan dapat menimbulkan kematian. Terutama menyerang hewan pemamah biak dan dapat menyerang hewan mamalia lainnya, termasuk manusia.