Pakar UGM sebut Semarang dan Jakarta, kota yang proses penurunan tanahnya begitu cepat. Dampaknya banjir..

photo author
- Minggu, 8 Januari 2023 | 14:46 WIB
Banjir landa Semarang, Jawa Tengah (Humas Pemkot Semarang)
Banjir landa Semarang, Jawa Tengah (Humas Pemkot Semarang)

 

JAKARTA INSIDER - Di antara kota besar di Indonesia, sementara ini hanya Semarang dan Jakarta yang mengalami proses penurunan tanah yang begitu cepat.

Di Semarang kenaikan air laut global saat ini mencapai 3-5 milimeter per tahun, sementara penurunan tanah mencapai 9 cm.

Ada kenaikan penurunan tanah 30 kali lebih besar dibanding kenaikan air laut global.

Hal ini diungkap Dosen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Heri Sutanta, dalam keterangan tertulisnya, pada Sabtu (7/1/2023).

Menurut Heri, faktor lokal penurunan tanah ini lebih berdampak pada kenaikan relatif permukaan laut di Semarang dan Jakarta.

Baca Juga: Ustadz Hilmi Firdausi unggah banjir Semarang setinggi atap rumah. Netizen: Pak Ganjar gak keliatan ya?

Bahkan, akibat percepatan penurunan tanah ini menyebabkan dua kota ini sering dilanda banjir saat curah hujan tinggi.

Ini disebabkan posisi daratan di pesisir lebih rendah daripada air permukaan laut.

"Penurunan muka tanah yang terus terjadi di Semarang, Jawa Tengah, dan Jakarta disebabkan penggunaan air tanah yang melebihi kapasitas," ujar Heri.

"Hasil penelitian kami di Semarang, kondisi di Jakarta juga sama," sambung Heri.

Penurunan muka tanah dipercepat oleh pemanfaatan air tanah yang berlebihan dan melebih kapasitas imbuhannya.

Baca Juga: Senangnya Presiden Joko Widodo bisa liburan bareng anak dan cucu ke Taman Wisata Candi Prambanan

Menurut dia, kota besar di Indonesia seperti Semarang dan Jakarta berada di daerah pesisir yang tanahnya terbentuk dari aluvial karena hasil endapan sungai, sehingga lebih mudah mengalami pemadatan dan akhirnya penurunan tanah.

Dari hasil penelitiannya, di daerah tangkapan air Kota Semarang dulunya terdapat banyak kebun, tanah tegalan, dan ruang terbuka, namun kemudian berubah menjadi kompleks perumahan, kawasan industri dan pembangunan infrastruktur lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ari Utari JI

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X