Baca Juga: Survei Poltracking, pemilih PPP cenderung memilih Anies Baswedan Capres 2024
Namun tak seorangpun memprotes kampanye yang digembar-gemborkan Fajrul Rahman kala itu.
Jika dibandingkan dengan Anies Baswedan yang sudah dideklarasikan oleh partai Demokrat.
Apalagi mengingat bahwa Anies Baswedan juga telah dideklarasikan Partai Nasdem dan didukung oleh PKS.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka seandainya Anies Baswedan sudah merasa sebagai calon presiden adalah sebuah hal yang wajar.
"Kalau misalnya tidak menguntungkan Nasdem yang mana mungkinlah Nasdem mau mencalonkan Anies Baswedan," tutur Refly Harun.
Pengamat politik yang kerap membagikan sudut pandang pengamatannya di YouTube itu bahkan menyebut bahwa tidak ada makan siang yang gratis.
Jika Anies Baswedan memutuskan untuk menarik diri dari mengumpulkan massa maka sama saja dengan ia memperlemah basis legitimasi massa.
Anies Baswedan juga disebut mirip Jokowi yang kuat bukan karena dia kader partai politik meskipun Jokowi masih ada embel-embelnya sebagai kader PDIP.
Baca Juga: Anies Baswedan kehilangan dua wilayah, diambil Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo stabil empat wilayah
Maka Anies Baswedan betul-betul orang luar yang dicalonkan oleh partai politik sehingga ia jelas harus memperkuat basis legitimasi massanya.
Melihat dari sudut tersebut, maka penilaian Fahri Hamzah yang menyebut Anies Baswedan terlalu berlebihan tentu saja salah.
Namun memang begitulah Fahri Hamzah, meski dikenal orangnya baik tapi memang dikenal keras nada bicaranya.***
Artikel Terkait
Mundurnya Siswono Yudo Husodo ada kaitan dengan pencapresan Anies Baswedan seperti disebut Prof Tjipta?
Survei Poltracking, pemilih PPP cenderung memilih Anies Baswedan Capres 2024
Waketum Partai NasDem Ahmad Ali bantah Siswono Yudo Husodo mundur karena pencapresan Anies Baswedan
KPK bantah salah satu pimpinannya ngotot naikkan status dugaan korupsi Formula E yang menyeret nama Anies
Ganjar Pranowo tak populer di medsos, Anies Baswedan jawaranya