Fahri Hamzah kritik Anies Baswedan yang terlalu sering mengumpulkan massa: Jangan terlalu berlebihan!

photo author
- Jumat, 6 Januari 2023 | 06:49 WIB
Anies Baswedan saat mengunjungi kota Riau dalam rangka Silaturahmi Kebangsaan. (@aniesbaswedan)
Anies Baswedan saat mengunjungi kota Riau dalam rangka Silaturahmi Kebangsaan. (@aniesbaswedan)


JAKARTA INSIDER - Politisi kondang Fahri Hamzah menyampaikan sarannya kepada Anies Baswedan, yang digadang-gadang bakal menjadi calon presiden (Capres) 2024 yang diusung oleh Partai Nasdem.

Fahri Hamzah menghimbau Anies Baswedan untuk menarik diri terlebih dahulu dari keriuhan pengerahan massa model kampanye rapat umum.

Pasalnya ia menilai Anis Baswedan sudah terlalu sering mengumpulkan massa sehingga menurutnya Anies hanya digunakan untuk mendulang masa bagi Partai Nasdem.

Baca Juga: Ganjar Pranowo tak populer di medsos, Anies Baswedan jawaranya

Lebih lanjut ia juga menyebut bahwa sebagai intelektual seharusnya mantan Mendikbud itu lebih mengedepankan gagasannya daripada merasa sudah menjadi seorang Capres 2024.

Fahri Hamzah juga menyebut bahwa perjalanannya masih panjang mengingat tahap pencalonan baru dimulai pada September 2023 mendatang.

Mengacu pada undang-undang nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pada pasal 178 ayat (2) dinyatakan bahwa tahapan pendaftaran dan verifikasi peserta pemilu dilakukan empat belas bulan sebelum hari pemungutan suara.

Baca Juga: KPK bantah salah satu pimpinannya ngotot naikkan status dugaan korupsi Formula E yang menyeret nama Anies

Alih-alih mendulang hanya massa, Fahri Hamzah sendiri berharap agar Anies mampu menarik politik menjadi lebih rasional.

Dari pendapat yang dilontarkannya itu, Refly Harun menyebut bahwa itu merupakan salah satu bentuk keberatan Fahri terhdapat Anies Baswedan.

Di Indonesia sendiri, adanya presidensial threshold membuat seseorang seolah tidak boleh mengklaim dirinya sebagai calon presiden.

Baca Juga: Waketum Partai NasDem Ahmad Ali bantah Siswono Yudo Husodo mundur karena pencapresan Anies Baswedan

Bahkan seorang Ganjar Pranowo pun tidak boleh mengatakan siap menjadi calon presiden karena bergantung pada Megawati.

Padahal seharusnya, politik Indonesia itu adalah politik terbuka sehingga siapapun boleh mengatakan kalimat saya mau jadi presiden Republik Indonesia.

Dulu Fajrul Rahman pernah berkampanye untuk menjadi calon presiden perseorangan independen, padahal jelas-jelas di konstitusi tidak memperbolehkan hal tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jeki Purwanto

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X