JAKARTA INSIDER - Ben Hodges yang kini merupakan seorang Veteran Jenderal Amerika Serikat meremehkan kehebatan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ben Hodges mengatakan bahwasanya pasukan Rusia akan kalah dengan serangan final yang akan di lakukan oleh pasukan Ukraina pada tahun depan.
Ben Hodges yang juga merupakan seorang Veteran Jenderal Amerika Serikat mengatakan bahwasanya Rusia tak cukup kuat untuk berperang tahun depan.
Seperti dilansir dari laman Daily Star (28/12/2022), Putin dan pasukan Rusia tak akan mampu berperang tahun depan di bulan Januari.
"Rusia akan kalah dengan serangan final Ukraina, pada awal tahun, di bulan Januari," ungkap Ben Hodges dikutip dari laman Daily Star oleh Jakarta Insider (28/12/2022).
Baca Juga: Presiden Putin sakit keras setelah gempur Ukraina dan jalani pengobatan Kanker
Selain meremehkan Putin dan pasukan, Ben Hodges juga mengatakan bahwa Rusia tak ada hak atas Krimea.
Ben Hodges yakin dan percaya bahwasanya wilayah Krimea akan berhasil di rebut kembali oleh Ukraina.
"Melihat keadaan Putin saat ini, akan sangat memungkinkan Krimea balik bersama Ukraina," ungkapnya.
Dalam laman Tass Rusia (28/12/2022), Putin dikabarkan sedang menjalani pengobatan kanker dan sedang menjalani perawatan khusus.
Ben Hodges juga mengatakan kelemahan militer Federasi Rusia juga menjadi penyebab Rusia akan kalah pada serangan final Ukraina.
Ben Hodges juga mengatakan kekuatan militer Rusia tak akan mampu menandingi kekuatan pasukan Ukraina pada serangan final tahun depan.
Artikel Terkait
Volodymyr Zelenskiy: Permintaan damai Rusia itu palsu, wilayah mana lagi yang mereka incar?
Begini potret pilot jet tempur Ukraina yang bersimbah darah setelah berhasil menaklukkan drone milik Rusia
Rusia kembali hantam Kherson, Putin: Zelenskiy mau yang seperti ini
Zelenskiy tolak berdamai, warga Ukraina ramai-ramai migrasi ke Rusia dan sebut Zelenskiy badut NATO
Rusia tembak jatuh drone Ukraina, gagalkan serangan ke pangkalan pesawat pengebom Engels 2 di wilayah Kremlin
Sergey Lavrov berikan ultimatum pada Ukraina: Penuhi tuntutan Moskow atau Rusia tentukan nasib Ukraina