Gempa dan tsunami dahsyatnya Aceh 26 Desember 2004: Goresan sejarah sisi lain Masjid Raya Baiturrahman

Saya heran kenapa warga pengungsi lainya bisa heran ketika bapak itu tidak lagi menangis.

Bukankah kondisi ini memang mereka harapkan setelah sebelumnya pasrah, saat tidak mampu menghentikan tangisannya?

Namun, kisah belum berakhir sampai disini. Penutur kisah menyebutkan, seorang relawan asal Pulau Jawa berhasil menghentikan tangisan rutin sang bapak.

Apa yang dilakukan oleh relawan itu? Kalimat apa yang digunakan relawan untuk menasehati sang bapak?

Seandainya ada kata-kata bijak yang penuh motivasi itu berhasil mengubah prilaku sang bapak, tentu perlu disebarluaskan kepada masyarakat lainnya.

“Tidak ada. Tidak ada kata-kata bijak. Bahkan tidak ada kata apapun yang muncul dari mulut relawan saat bertemu dengan bapak itu,” kata penutur kisah penuh semangat.

Relawan tersebut hanya duduk di samping bapak itu dan menemaninya berjam-jam lamanya, dalam satu hari.

Sesekali ia memijat-mijat pundak sang bapak dan membantu merapikan pakaiannya.

Jemari si bapak diurut, diremas, ditarik dan dibengkokkan hingga mengeluarkan bunyi, seperti tukang urut yang hendak menyelesaikan pekerjaannya.

Sang bapak terlihat merasa nyaman. Dalam kenyamanan itu ia menceritakan kepada relawan bahwa sebelum gempa dan gelombang tsunami, ia tergolong kaya di kampungnya.

Bapak itu mempunyai sejumlah toko berlantai 2 dan 3, di salah satu sisi kota Banda Aceh.

Ada 3 mobil pribadi selalu mengisi grasi rumahnya. Satu di antara mobil tersebut digunakan sehari-hari oleh isterinya.

Sejumlah armada angkutan berupa truk juga dimilikinya. Rumahnya besar, perabotannya mewah.

“Suatu hari, seorang ustaz menyarankan agar saya mengambil sebagian harta untuk diri saya sendiri, dan sisanya dibagi untuk anak-anak dan isteri,” ungkap sang bapak mengawali pembicaraannya setelah hampir satu bulan ia tidak pernah berbicara setenang itu.

“Saya berpikir, apa urusan ustaz itu dengan harta dan anak-anak saya? Saya agak jengkel, tetapi ustaz itu mencoba menjelaskannya. Maksud daripada mengambil harta untuk diri sendiri, adalah mendonasikan sebagian harta dalam bentuk wakaf, infak dan sebagainya.