Gempa dan tsunami dahsyatnya Aceh 26 Desember 2004: Goresan sejarah sisi lain Masjid Raya Baiturrahman

photo author
- Senin, 26 Desember 2022 | 21:08 WIB
Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Alam Paling Mematikan Sepanjang Sejarah (Dok Dishub Aceh)
Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Alam Paling Mematikan Sepanjang Sejarah (Dok Dishub Aceh)

“Pada hari-hari pertama setelah tsunami, kondisi pengungsi sangat memprihatinkan. Keterbatasan makanan, pakaian, tempat berlindung di saat panas dan hujan, fasilitas MCK dan sebagainya merupakan cobaan-cobaan lanjutan bagi kami,” lanjut penutur kisah.

Awalnya saya (penulis) tidak terlalu tertarik untuk menyimak kisah ini karena mengira tuturannya hanya tentang kesedihan yang mereka alami.

Ia menceritakan tentang tangisan bayi dan anak-anak yang terdengar hampir sepanjang hari.

Sejumlah orang dewasa pun sesekali tampak mengerang menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya akibat terbentur, tergores, atau tertimpa reruntuhan bangunan saat diseret air bah.

Gambaran seperti ini tentu sudah dapat dibayangkan oleh semua orang, jika mengenang masa-masa sulit di Aceh, baik ketika konflik maupun pasca gempa dan tsunami.

Baca Juga: Ngeri, ular besar ditemukan di plafon rumah warga. Ternyata phyton berukuran 6 meter

Saya (penulis) nyaris menghentikan goresan pena, sebelum tiba-tiba kisahnya sampai pada seorang laki-laki paruh baya yang juga menangis hampir sepanjang hari.

Usia bapak paruh baya itu sekitar 60-an tahun. Badannya tampak sehat dan kuat. Tidak ada bekas luka dan memar di tubuhnya.

Pakaian yang dikenakannya juga cukup pantas, dan bahkan terlihat jauh lebih mewah untuk ukuran seorang pengungsi.

Ia memakai baju kaos berkerah dan tampak masih sangat elegan. Celananya juga mengisyaratkan kalau pemiliknya adalah seseorang yang berduit.

Sepertinya sang bapak hanya sendiri di tempat pengungsian itu. Maksudnya, ia tidak bersama keluarga sebagaimana pengungsi lain pada umumnya.

Sang bapak 60-an tahun itu menangis belasan kali dalam sehari semalam.

Suara tangisannya cukup nyaring dan terdengar oleh sejumlah orang yang berada di sekitarnya.

Baca Juga: Bukti Erina Gudono pantas jadi menantu Presiden Jokowi diungkap wanita ini: Tak hanya smart, tapi juga....

Pada malam hari, suara tangisannya tentu terdengar lebih nyaring karena kebisingan, obrolan dan hiruk pikuk pengungsi lainnya mulai berkurang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: St Shofia Munawaroh JI

Sumber: Buku SISI LAIN MASJID RAYA BAITURRAHMAN Penerbit Merdeka Kre

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X