Uni Eropa mengusulkan ‘pengadilan khusus’ untuk menuntut Rusia atas invasi ke Ukraina

JAKARTA INSIDER - Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen pada Rabu (30/11/2022) melayangkan gagasan tentang “pengadilan khusus” untuk menuntut pejabat tinggi Rusia atas tindakan invasi ke Ukraina.

Sebagaimana yang diketahui, konflik Rusia-Ukraina yang berlangsung sejak 24 Februari 2022 masih menjadi topik utama media Internasional hingga saat ini.

Perang yang berlangsung selama 281 hari telah berdampak dengan stabilitas negara lain, serta menimbulkan ribuan korban jiwa.

Baca Juga: Breaking News! Ledakan hebat hantam Kedubes Ukraina di Spanyol, satu staf Kedubes terluka

Dalam sebuah pernyataan video, Ursula menyampaikan usulannya tersebut yang didukung oleh PBB untuk menyelidiki agresi Rusia.

Kepala Uni Eropa itu juga menyiasati agar pengadilan didirikan di negara UE untuk menangani kejahatan agresi Rusia secara khusus.

"Sambil terus mendukung Pengadilan Kriminal Internasional, kami mengusulkan untuk membentuk pengadilan khusus yang didukung oleh PBB untuk menyelidiki dan menuntut kejahatan agresi Rusia," katanya sebagaimana dikutip Jakarta Insider dari The Moscow Times pada Kamis (1/12/2022).

Baca Juga: Miliki pemain bintang muda Cody Gakpo, Louis van Gaal: Dia punya segalanya untuk menjadi pemain hebat

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah lama mendorong Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengadili Rusia atas “kekejamannya”.

Sayangnya, Ukraina beserta sekutu Barat-nya memiliki hambatan utama untuk menuntut hukuman atas invasi Rusia.

Hal ini karena Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court (ICC) tidak memiliki yurisdiksi atas “kejahatan agresi” Rusia.

Selain itu, Moskow bukan penandatangan perjanjian pengadilan tersebut yang menyebabkan ICC hanya dapat menilai kasus-kasus khusus kejahatan perang dan kemanusiaan terhadap Ukraina.

Baca Juga: Tampil kian gacor di Piala Dunia Qatar 2022, Cody Gakpo diprediksi bakal diincar sana sini

Tetapi, Presiden Vladimir Putin beserta perdana menteri Rusia telah kebal dengan berbagai tuntutan Ukraina dan NATO.