Batalnya deklarasi Anies Baswedan jadi capres, isu reshuffle nasdem, perebutan wapres dan tekanan luar biasa

photo author
- Jumat, 25 November 2022 | 10:43 WIB
Analisa Prof. Dr.  Tjipta Lesmana soal batalnya Anies Baswedan dideklarasikan sebagai Capres 2024, di ILC, Kamis (24/11) malam. (Foto : Indonesia Lawyers Club)
Analisa Prof. Dr. Tjipta Lesmana soal batalnya Anies Baswedan dideklarasikan sebagai Capres 2024, di ILC, Kamis (24/11) malam. (Foto : Indonesia Lawyers Club)

 

JAKARTA INSIDER - Di balik batalnya pendeklarasian Anies Baswedan menjadi calon presiden yang diusung Partai Nasdem, ada tekanan kuat yang sedang dimainkan.

Bahkan untuk membatalkan pendeklarasian Anies Baswedan ada pihak tertentu bermain keras dengan menggunakan teori Fear-arousing communication, atau membangkitkan rasa takut.

Hal ini diungkap oleh pakar komunikasi politik Prof. Dr. Tjipta Lesmana dari tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) yang dipandu Karni Ilyas, Kamis (24/11/2022) malam.

Menurut Tjipta, mengaitkan perkataan politikus PDIP Panda Nababan di acara ILC beberapa waktu lalu, bahwa Presiden Jokowi seorang pendendam, dalam teori komunikasi Panda ingin mengatakan Jokowi dendam dengan Surya Paloh.

Baca Juga: Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron sebut tiga area rentan tempat terjadinya tindak pidana korupsi

"Secara implisit dalam teori komunikasi politik, Panda ingin mengatakan Jokowi dendam sama Surya Paloh. Sekarang gw kerjain dia, ini bukan menurut Tjipta Lesmana, yang saya tangkap ya, saya gak ragu-ragu mengatakan yes, saya pakar komunikasi 35 tahun belajar komunikasi. Yang saya tangkap dari perkataan Panda, itulah meaningnya," ujar Tipta.

Menurutnya, Anies Baswedan dideklarasikan sebagai calon presiden bukan 10 November, tapi jauh sebelum itu.

"Nah itu wartawan sudah banyak bertanya kenapa Pak Surya Paloh, waktu itu janjinya Hari Pahlawan, apa salahnya kalau sekarang kita umumkan, kayaknya dah gak sabar gitu," ucapnya.

"Sebagai pengamat banyak kontak sana sini, ke partai juga, banyak teman-teman yang mempertanyakan ini betul happy ending apa gak."

Baca Juga: Kementerian Keuangan pertimbangkan beri bantuan untuk atasi badai PHK

Di sisi lain, lanjut Tjipta, banyak rumor beredar batalnya pendeklarasian Anies Baswedan ini ada perebutan kursi cawapres antara PKS dengan Demokrat.

"Teman saya di Partai Demokrat mengatakan kita tidak akan gabung kalau AHY tidak jadi wapres, tidak mau kita. Itu sudah pesan dari pimpinan PKS bahwa Anies ini awalnya orang PKS, kita ini masih dekat terus, masa Anies lupa sama PKS. Maka sewajarnya PKS yang mendapatkan kursi cawapres," ujar Tjipta.

Jadi dari pengamatan Tjipta, masih ada chit and chat dengan batalnya Anies Baswedan dideklarasikan menjadi capres dari Nasdem.

Belum lagi soal modal yang akan memakan dana triliunan rupiah, bukan lagi sekadar miliaran rupiah.

Baca Juga: 126 sirop demam anak, obat epilepsi anak, termasuk dewasa dinyatakan aman oleh BPOM

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ari Utari JI

Sumber: Indonesia Lawyers Club

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X