Gerilya politik Anies capres Nasdem di Yogyakarta, ancang-ancang nyeruduk Banteng Hitam Moncong Putih jilid 2

Untuk Pilpres 2019, pasangan Jokowi-Ma'ruf meraih suara mutlak sebesar 1.655.174 suara atau 69,04 persen. Sementara, pasangan Prabowo-Sandiaga meraih 742.481 suara atau 30,96 persen

Antusiasme warga dan relawan di kota Medan dan Langkat, terlihat juga di kota Yogyakarta.

Mulai dari kedatangannya di Bandar Udara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport, YIA) di Kapanéwon Temon, kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Warga dan para relawan sangat antusias menyambut kedatangan Anies capres Nasdem. 'Anies Presiden' silih berganti diteriakkan oleh warga dan relawan saat Anies capres Nasdem berjalan ke luar bandara.

Sebelum memasuki mobil Anies capres Nasdem berdiri di pijakan kaki mobil dan menyapa warga dengan melambaikan tangan.

Sambutan yang luar biasa di Bandara YIA. (YouTube.com/ Dapur Ngeh)

Dari YIA, Aniea capres Nasdem menemui para petani di Kalurahan Srikayangan, Kapanewon Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) .

Kesempatan ini tak disia-siakan para petani untuk berkeluh kesah. Mulai dari masalah pupuk subsidi yang langka, harga jatuh saat panen, sulitnya mendapatkan BBM untuk pompa mesin hingga permasalahan penyalur bantuan sosial.

Setelah bertemu dengan para petani, Anies capres Nasdem. menghadiri acara Forum Ka'bah Membangun dan Forum Ulama Membangun di Grand Pacific Hall, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). FKM dan FUM menggelar acara deklarasi Anies Baswedan sebagai capres 2024.

Baca Juga: Kurangi kerokan, karena dapat memicu pecahnya pembuluh darah. Simak penjelasannya!

Dalam pidatonya, Anies capres Nasdem meminta para relawan dan pendukugnya untuk mengatur nafas. "Jalan masih panjang, masih 16 bulan lagi. Perlu perencanaan yang baik untuk mencapai tujuan bersama. Jangan sampai di tengah jalan sudah kehabisan nafas", ujar Anies.

Sementara itu Habil Marati, mengusulkan agar wakil Anies.capres Nasdem berasal dari kalangan militer. "NKRI dibangun oleh tiga unsur, pertama nasionalis, umat dan militer. Selama ini terjadi dikotomi sipil dan militer. Padahal sesungguhnya dalam konstruksi konstitusi Indonesia tidak mengenal dikotomi sipil dan militer," kata Ketua Forum Ka'bah Membangun (FKM), Habil Marati.

Salah satu alasan kenapa mereka mengajukan militer adalah karena miter ada lebih dulu sebelum NKRI. Militer, lanjut dia, turut serta dalam membentuk NKRI.

Baca Juga: Indonesia gelar KTT G20 di Bali, Presiden Erdogan bilang ini

"Oleh karena itu, militer juga bersifat civil society dalam kondisi tidak perang, begitu juga sipil dalam kondisi perang semua jadi militer cadangan," ujarnya.