Obat gagal ginjal akut, Pakar Farmakologi UGM sebut Fomepizole kurang tepat

photo author
- Senin, 24 Oktober 2022 | 13:47 WIB
Ilustrasi. Pakar Farmakologi UGM memberikan pendapatnya tentang obat bermerek Fomepizole untuk atasi gagal ginjal akut
Ilustrasi. Pakar Farmakologi UGM memberikan pendapatnya tentang obat bermerek Fomepizole untuk atasi gagal ginjal akut

JAKARTA INSIDER - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal mendatangkan obat untuk penyakit gagal ginjal dari Singapura. Obat antidotum itu bermerek Fomepizole.

Fomepizole akan didatangkan sebanyak 200 vial untuk mengobati pasien gagal ginjal akut dan diberikan secara cuma-cuma. Harga satu vial berkisar Rp16 juta.

Terkait Fomepizole yang diklaim sebagai obat gagal ginjal akut, Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM Zullies Ikawati menyebut hal tersebut kurang tepat.

Baca Juga: Misteri gagal ginjal akut belum terungkap, mulailah rawat ginjal anda

Menurutnya, obat antidotum itu bermerek Fomepizole itu bukan obat gagal ginjal akut.

"Sebetulnya tepatnya bukan obat gagal ginjal akut, karena kalau gagal ginjal sendiri mungkin sulit untuk mengatasinya," kata Zullies dalam Webinar 'Kupas Tuntas Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dan Dugaan Sirup Obat Sebagai Penyebabnya', akhir pekan lalu.

Fomepizole, kata Zullies, lebih sebagai penawar intoksikasi dari kandungan Etilen Glikol (EG) yang sejauh ini bersama Dietilen Glikol (DEG) telah ditengarai menjadi penyebab gagal ginjal akut.

Baca Juga: Orangtua harus selalu waspada terhadap penyakit gagal ginjal akut

"Sebetulnya (Fomepizole) adalah seperti penawarnya. Dalam hal ini terkait dengan intoksikasi Etilen Glikol," lanjutnya.

Lebih lanjut Zullies menjelaskan, EG dan DEG bukan merupakan bahan campuran obat melainkan cemaran atau kontaminan dari zat pelarut obat sirop.

Dalam industri farmasi dikenal ada empat macam zat pelarut yakni, polietilen glikol, propilen glikol, gliserin dan sorbitol.

Baca Juga: Gagal ginjal misterius kian merebak, Pemkot Surabaya: Jangan remehkan demam pada anak

Nah, Fomepizole digunakan untuk menghambat enzim Alcohol dehydrogenasef dan dipakai dalam mengatasi keracunan methanol. Pemberian dosis awal 15 mg/kg berat badan (BB) dilakukan lewat infus selama kurang lebih 30 menit.

"Harus diberikan dalam waktu cepat karena memang kalau sudah terlalu lama itu ya terlanjur jadi metabolitnya,” paparnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: ugm.ac.id, Berbagai sumber

Tags

Rekomendasi

Terkini

X