Para pemimpin Pyongyang terdahulu kerap menggunakan Beijing dan Moskow untuk menyeimbangkan satu sama lain.
Namun Kim Jong-un cenderung memiliki hubungan yang dingin dengan keduanya, setelah China dan Rusia bergabung dengan AS untuk menjatuhkan sanksi berat atas uji nuklir yang dilakukan Korea Utara.
Pada 2019, Kim dan Putin bertemu untuk pertama kalinya pada sebuah konferensi tingkat tinggi setelah Kim mencoba memperbaiki hubungan negaranya dengan Rusia.
Sejak itu, Rusia menyusul langkah China menentang sanksi-sanksi baru bagi Korea Utara, memveto dorongan penjatuhan sanksi yang dipimpin AS Mei lalu dan secara terbuka membelah Dewan Keamanan PBB sejak lembaga itu mulai menghukum Pyongyang pada 2006.
Dukungan kepada invasi Ukraina
Korea Utara membalas dukungan Rusia kepadanya dengan mendukung secara terbuka invasi Rusia ke Ukraina Februari lalu.
Korea Utara menjadi satu dari sedikit negara yang mengakui kemerdekaan wilayah-wilayah Ukraina yang memisahkan diri.
Minggu ini, Korut menunjukkan dukungannya terhadap pencaplokan beberapa wilayah Ukraina oleh Rusia.
Beberapa pengamat politik berteori, dukungan timbal balik itu membuka realitas geopolitik baru.
AS sendiri sempat menyebut bahwa Rusia mendekati Korea Utara untuk membeli jutaan amunisi dan senjata lainnya untuk mengisi kembali pasokannya.
Kedua negara membantah klaim tersebut.
Hubungan Ekonomi yang bagus
Sebagian besar perdagangan Korea Utara melewati China.
Namun Rusia merupakan mitra penting yang potensial – terutama untuk urusan minyak, kata pengamat.
Moskow membantah telah melanggar sanksi PBB, namun kapal-kapal tangki Rusia dituduh membantu menghindari batasan ekspor minyak ke Korea Utara.
Artikel Terkait
Sakti! duel senjata TSVL-8 Stalingrad milik Rusia berhasil hancurkan 50BMG Amerika
Bertemu Valentina Matviyenko, Ketua DPR-RI curhat tentang perdamaian Ukraina dan Rusia
Beraksi di langit Swedia, Eurofighter italia cegat jet tempur Rusia
Negara Eropa resesi tapi tidak dengan Rusia, apa rahasia negara ' Beruang Merah ' tetap stabil?
Perang Ukraina: Sangat kecil kemungkinan Rusia akan menggunakan senjata nuklir