Perang Ukraina: Sangat kecil kemungkinan Rusia akan menggunakan senjata nuklir

photo author
- Sabtu, 8 Oktober 2022 | 14:02 WIB
Bendera Rusia  (Wikipedia )
Bendera Rusia (Wikipedia )

JAKARTA INSIDER - Presiden Rusia Vladimir Putin telah berulang kali mengisyaratkan penggunaan senjata nuklir.

Di tengah serangan balasan Ukraina yang sukses, dia mengatakan Moskow akan “mempertahankan tanahnya dengan semua kekuatan dan sumber daya” yang dimilikinya.

Itu terjadi ketika mitranya dari AS Joe Biden mengatakan ancaman itu adalah yang paling serius sejak Krisis Rudal Kuba 1962.

Baca Juga: Negara Eropa resesi tapi tidak dengan Rusia, apa rahasia negara ' Beruang Merah ' tetap stabil?

Nikolai Sokov, seorang rekan senior di Pusat Perlucutan Senjata dan Non-Proliferasi Wina yang pernah bekerja di kementerian luar negeri Rusia, untuk mendapatkan pandangannya tentang kemungkinan nuklir.

“Jika maksud Anda menggunakan senjata nuklir melawan Ukraina, maka kemungkinannya sangat, sangat rendah. Tentu saja, hari ini, apa pun bisa terjadi,” kata Sokov.

“Sejauh ini, semua sinyal nuklir yang telah dilakukan oleh Vladimir Putin dan rekan-rekannya sejak awal perang diarahkan ke Barat, ke NATO, tapi tidak ke Ukraina.”

“Dia tidak perlu mengerahkan banyak. Banyak senjata sudah dikerahkan atau dapat digunakan dari cukup jauh di dalam Rusia.sambung nya.

Lalu jika Rusia memakai nuklir, lantas apa yang akan terjadi?

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia tidak akan segan-segan menggunakan senjata nuklir di Ukraina jika wilayah Rusia terancam. Pernyataannya itu memicu pembahasan di negara Barat soal bagaimana mereka akan meresponsnya.

Sejumlah pengamat mengku tidak yakin Putin akan melepaskan senjata nuklir sejak Amerika Serikat menjatuhkan dua bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada 1945.

Pengamat mengatakan Moskow tampaknya akan mengerahkan satu atau lebih bom taktis nuklir di medan pertempuran.

Nukir taktis adalah senjata kecil, dengan kekuatan ledak berkisar dari mulai 0,3 kiloton sampai 100 kiloton. AS pernah menguji coba hulu ledak nuklir sekuat 1,2 megaton dan pada 1961 Rusia juga pernah mencoba bom nuklir sekuat 58 megaton.

Bom taktis dirancang memiliki dampak terbatas di medan pertempuran. Sedangkan senjata nuklir strategis memang dibuat untuk memenangkan pertempuran besar-besaran.

Tapi “kecil” dan “terbatas” itu juga relatif. Bom atom 15 kiloton yang dijatuhkan AS ke Hiroshima pada 1945 memiliki dampak luar biasa.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: ABC News

Tags

Rekomendasi

Terkini

X