JAKARTA INSIDER - Baru saja dilanda gempa maut, Suriah kembali jadi ajang perang Amerika Serikat dan Iran.
Dilansir JAKARTA INSIDER dari AP News (15/2), militer Amerika Serikat mengklaim telah menembak jatuh pesawat tak berawak buatan Iran yang terbang di atas pangkalan yang menampung pasukan AS di bagian timur laut Suriah.
Komando Pusat AS mengatakan bahwa drone pengintai terbang di atas Situs Pendukung Misi Conoco pada Selasa sore sebelum pasukan Amerika menembak jatuhnya.
Baca Juga: Bacaan doa setelah adzan yang bisa diamalkan, dilengkapi tulisan latin dan artinya
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab untuk menerbangkan drone di timur laut Suriah, di mana tidak jarang pangkalan yang menampung pasukan AS diserang roket atau serangan mortir.
Milisi yang didukung Iran berbasis di dekatnya, begitu pula sel-sel tidur dari kelompok Negara Islam yang dikalahkan di Suriah pada Maret 2019.
Ada sekitar 900 tentara AS di Suriah, termasuk di utara dan lebih jauh ke selatan dan timur, yang bekerja bersama Pasukan Demokratik Suriah pimpinan Kurdi yang menargetkan militan ISIS dan sel tidur mereka.
Dalam gempa maut yang melanda Turki dan Suriah, setidaknya 41 ribu orang diberitakan meninggal dunia. Di Suriah, korban tewas mencapai kurang lebih 5.800 orang.
Sebelum gempa maut, warga Suriah telah menderita oleh perang saudara dan krisis kemanusiaan.
Tak seperti Turki yang segera mendapat bantuan dari berbagai negara, warga Suriah harus menunggu lama untuk hal tersebut.
Selain karena infrastruktur yang rusak akibat gempa maut, Suriah juga mendapat sanksi dari negara besar.
Namun beberapa bantuan kemanusiaan dilaporkan telah bisa masuk ke Suriah melalui beberapa jalur lain.