JAKARTA INSIDER - Sosok Ignasius Jonan alias Jonan namanya kini semakin bersinar setelah dirinya berhasil dalam memajukan sarana transportasi KAI.
Jonan akhirnya menerima tawaran untuk menjadi Direktur KAI pada tahun 2009-2014 walaupun dirinya mengaku sempat bimbang dan ragu-ragu dengan tawaran tersebut lantaran dirinya merasa tidak memiliki pengalaman di bidang transportasi.
Setelah di tangan Jonan, transportasi yang dulu dianggap kotor dan semrawut, kini semua pandangan tersebut telah berubah seratus delapan puluh derajat di tangan Jonan.
Baca Juga: 28 tewas dan 150 luka akibat bom bunuh diri di sebuah masjid di Peshawar, Pakistan Barat!
Selama memimpin, Jonan menyebut jika dirinya selalu mendengarkan kritik dan saran dari penumpang kereta.
"Saya percaya pelanggan itu kalau memberikan masukan itu adalah obat yang paling baik ya,"
"Jadi saya berangkat dari sudut pandang saya sebagai pelanggan itu apa yang harus diperbaiki dan sebagainya," tutur Jonan.
Baca Juga: Resep rendang nangka muda istimewa, tak kalah sedap dengan rendang Padang
Hal lain yang tak kalah pentingnya bagi Jonan saat itu adalah bagaimana cara ia merubah pola pikir yang sudah tertanam sejak lama dalam benak karyawan KAI selama bertahun-tahun.
"Merubah mindset daripada para pelakunya ya, jadi merubah mindset dari orang-orang yang bekerja di situ," kata Jonan.
Jonan melakukan hal tersebut karena saat itu, dirinya menyebut jika 70% dari jumlah pekerja KAI merupakan tamatan SD dan SMP.
Baca Juga: Lowongan kerja di Aneka Dasuib Jaya posisi purchasing lokasi Batam, Kepulauan Riau. Yuk daftar!
Karena hal tersebutlah yang membuat Jonan merasa khawatir, dirinya mengaku khawatir jika karyawannya pada nantinya tidak bisa mengejar perubahan yang akan dilakukannya.
"Di dalam benak saya, ini kalau saya melakukan perubahan besar apakah rekan-rekan saya yang pendidikan formalnya itu hanya SD dan SMP bisa untuk melaksanakan," kata Jonan.