politika

Memilukan, laporan UNHCR: Ratusan pengungsi Rohingya meninggal dunia dan hilang sepanjang 2022

Kamis, 19 Januari 2023 | 13:58 WIB
Ratusan pengungsi Rohingya yang terdampar di Aceh (Diskominfo Aceh)

JAKARTA INSIDER - Berdasarkan laporan resmi United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Badan Perserikatan Bangsa Bangsa ( PBB) yang membidangi pengungsian, negara Bangladesh telah menampung lebih dari 1,2 juta pengungsi Bangsa Rohingya di 33 camp pengungsian.

Sebagian besar dari orang-orang yang teraniaya itu lari menyelamatkan diri dari penindasan brutal militer di negara bagian Rakhine, Myanmar, sejak Agustus 2017.

Dilansir oleh JAKARTA INSIDER dari kantor berita Antara, Rabu ( 18/1), hasil investigasi hak asasi manusia oleh UNHCR, sepanjang tahun 2022 ada 348 jiwa warga Rohingya meninggal dunia dan hilang saat menyelamatkan diri.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi serius ajak dunia melakukan upaya untuk kedamaian Palestina

Sementara 3.500 jiwa lebih etnik yang teraniaya itu berusaha menempuh perjalanan berbahaya di Laut Andaman dan Teluk Benggala.

Di tahun 2022 terjadi lonjakan jumlah pencari suaka politik dan percobaan penyeberangan laut, mencapai 360 persen dari tahun sebelumnya. 

"700 orang melakukan tindakan serupa," menurut laporan UNHCR melalui pernyataan, Selasa (17/1).  

Baca Juga: Komisi III DPR minta Komnas HAM kawal dan aktif tindaklanjuti rekomendasi Tim PPHAM

UNHCR mencatat peningkatan jumlah korban jiwa, dengan fakta, bahwa sedikitnya 348 orang meninggal dunia atau hilang di lautan sepanjang 2022.

"Periode itu menjadi tahun yang paling banyak tercatat korban jiwanya sejak 2014," tulis UNHCR dalam laporan resmi tahunannya.

UNHCR memperingatkan bahwa akan ada banyak etnik Rohingya yang terancam jiwanya di laut lepas.

Baca Juga: Tak tega lihat Verrel Bramasta khawatir dengan Venna Melinda, Ivan Fadilla beri pandangan tentang rumah tangga

Kebanyakan mereka menumpangi kapal kapal yang berangkat dari Myanmar dan Bangladesh, kondisi keadaan mayoritas warga Rohingya di kedua negara tersebut semakin putus asa dan tidak menentu, UNHCR melaporkan.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mendesak otoritas terkait agar menyelesaikan akar masalah pengungsian Rohingya di Myanmar.

"Bahwa para pengungsi akan terus melakukan perjalanan yang berbahaya, jika masalah tersebut tidak teratasi," sebut UNHCR.

Halaman:

Tags

Terkini