JAKARTA INSIDER - Ketum PKB, Muhaimin Iskandar, yang akrab dengan panggilan Cak Imin, dalam pidato acara pembukaan Ijtima Ulama Nusantara di Hotel Millenium Jakarta, (13/1/23) mengatakan di Pemilu 2024, target PKB naik ke peringkat dua menggeser Partai Gerindra atau Golkar dan minimal bisa menduduki kursi Cawapres 2024.
PKB di Pemilu 2019 lalu berada di peringkat empat dengan perolehan suara
13.570.970 suara (9,69 persen) dan mendapat 58 kursi.
Partai Gerindra di posisi ketiga dengan perolehan suara 17.596.839 (12,57 persen), mendapat 78 persen. Peringkat satu dua ditempati PDIP dan Golkar.
Baca Juga: Inilah 5 menteri terbaik kabinet Indonesia Maju menurut netizen. Jagoan kamu termasuk?
Sementara di Pemilu 2014, PKB berada di peringkat kelima dengan perolehan suara 11.298.957 (9,04 persen) dan mendapat 47 kursi.
Partai Gerindra di posisi ketiga dengan perolehan suara 14.760.371 (11,81 persen), 73 kursi. Peringkat satu, dua dan empat diduduki PDIP, Golkar, dan Demokrat.
Masa jaya PKB ada di Pemilu 1999 dan 2004 di mana PKB berada di peringkat ketiga di bawah PDIP dan Golkar.
Di Pemilu 1999, PKB memperoleh jumlah suara 13.336.982 (12,62 persen) dan di Pemilu 2004, PKB memperoleh jumlah suara 11.989.564 (10,57 persen).
Di Pemilu 2009, PKB terpuruk ke peringkat ketujuh dengan perolehan suara 5.146.122 (4,94 persen). Ketum PKB saat itu dijabat Muhaimin Iskandar.
Target PKB naik ke peringkat dua, bisa saja tercapai. Pasalnya basis massa PKB adalah Nahdhatul Ulama (NU).
Organisasi Islam terbesar di tanah air dengan jumlah anggota diperkirakan hingga 2022 mencapai 100 juta. Anggota NU tersebar di seluruh tanah air.
Baca Juga: Anton Gobay ternyata sudah pernah ditangkap tahun 2014. Punya jaringan ke Sebby Sambon serta KSB
Seperti yang dikatakan Alwi Shihab, mantan Ketum PKB 2002-2005, saat menjadi pembicara pembicara pada acara Ijtima' Ulama Nusantara bertajuk "Ulama Bangkit Bersatu Menjaga Indonesia" di Jakarta, (13/1/23) yang mengatakan kalau ada orang NU yang memilih partai selain PKB itu agak aneh, apalagi memusuhi.