JAKARTA INSIDER - Politikus Fahri Hamzah terlihat geregetan saat Nasir Djamil, politikus PKS tak secara gamblang mengungkap dengan tegas belum ada kesepakatan dukung Anies Baswedan jadi capres 2024.
Fahri terus mencecar Nasir soal ketegasan PKS dan Demokrat kapan waktu pendeklarasian dua parpol ini dibagikan ke publik.
Dicecar seperti itu oleh Fahri, Nasir hanya menjawab lumrah, soal kesepakatan tersebut PKS harus memegang pada keputusan Majelis Syuro.
Begitupun Partai Demokrat yang diwakili Andi Alfian Mallarangeng kesepakatan pendeklarasian Anies Baswedan menunggu keputusan Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Baca Juga: Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron sebut tiga area rentan tempat terjadinya tindak pidana korupsi
Hadir dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Kamis (24/11/2022)a malam yang dipandu Karni Ilyas, dikatakan Fahri,
"Benar gak sih Demokrat dan PKS sudah sepakat Anies sebagai capres. Kenapa belum dideklarasikan bahwa Anies adalah capresnya PKS dan capresnya Demokrat. Lalu kemudian mereka mulai menawarkan diri, sebagai wakil kenapa itu gak dilakukan, kok tiba-tiba langsung duduk-duduk, katanya mau bikin begini begini," cecar Fahri.
Ditanya Fahri, Nasir membalas pantun ala Nasdem, ikan sepat ikan gabus makin cepat makin bagus.
"Tapi kalau PKS itu pantunnya begini, simpan ketupat dalam kardus, tidak cepat cepat belum tentu tidak bagus," ujarnya yang disambut riuh penonton ILC.
Baca Juga: Kementerian Keuangan pertimbangkan beri bantuan untuk atasi badai PHK
Menurut Nasir, memilih dan menentukan dan memilih calon presiden dan calon wakil presiden itu tidaklah semudah memilih atau menentukan calon suami atau calon istri.
"Karena apa karena ini menyangkut dengan negara. Kalau salah memilih capres memilih cawapres maka itu akan, katakanlah penghuni negara ini akan susah. Juga akan bangkrut, kira-kira begitu kalau salah salah memilih pasangan hidup."
Partai politik beda dengan LSM, lanjut Nasir, misalnya atau dengan lembaga lain, karena itu parpol tentu berusaha untuk memilih yang terbaik.