JAKARTA INSIDER - Penembakan mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan yang tertembak oleh orang tak dikenal pada saat menyuarakan aksi unjuk rasa di Islamabad bukanlah hal yang baru di Pakistan.
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan tertembak di Islamabad saat memberikan pidatonya di aksi unjuk rasa terhadap pemerintahan Pakistan, dan tertembak di bagian tulang keringnya yang membuat Imran Khan mengeluarkan darah yang cukup banyak pada 3 November 2022.
Tembakan yang di layangkan untuk Imran Khan ini adalah hal yang di sengajai oleh salah satu pemuda yang memang menargetkan Imran Khan dan ingin membunuh Imran Khan.
Namun upaya percobaan pembunuhan kepada Imran Khan itu gagal sebab Khan di selamatkan dengan cepat oleh seorang pemuda Pakistan yang sedang berada di dekatnya.
Imran Khan tertembak dengan satu pengikutnya yakni Faisal Javed Khan yang pada saat itu bersama menyuarakan aksi di tengah kota Islamabad dengan para anggota partai lainnya.
Imran Khan sebelumnya di gulingkan karena adanya kudeta dan mosi tidak percaya, Polisi dan Pemerintah Pakistan melarang keras Imran Khan untuk berpolitik, namun tindakan itu tidak di hiraukan oleh Mantan Perdana Menteri Pakistan ini.
Baca Juga: Pemerintah Pakistan turunkan tentara jika Imran Khan berontak di Islamabad
Menurut ajudan Imran Khan dan dari Faisal Javed Khan yang merupakan seorang pengikut khan yang tergabung dalam satu partai dengannya mengatakan bahwasanya penembakan itu bertujuan untuk membunuh Imran Khan, namun gagal.
Tragedi penembakan yang di layangkan untuk membunuh mantan Perdana Menteri Pakistan ini mengingatkan kembali kepada Tragedi peristiwa kematian Benazir Bhutto yang tewas tertembak saat berbicara di depan umum bersama dengan partainya.
Benazir Bhutto adalah seorang peremuan pertama yang menjadi pemimimpin Pakistan dan perempuan muslim pertama yang menjadi pemimpin termuda di negara muslim Pakistan.
Benazir Bhutto ditembak mati oleh seorang yang tak dikenal saat ia baru saja selesai berkampanye untuk pemilihan perdana menteri.
Benazir Bhutto adalah sosok perempuan yang saat itu menjadi musuh sengit Pervez Musharraf yang setelah Benazir tertembak ia pun naik menjadi Presiden Pakistan.