JAKARTA INSIDER - Berbeda jauh dengan Korea Selatan yang terbuka dan dikenal dunia lewat suguhan K-Pop juga K-Dramanya, Korea Utara merupakan negara yang tertutup dan jarang terekspose oleh dunia luar.
Dibalik ketertutupan Korea Utara dengan kebudayaannya, keadaan sosial masyarakat bahkan segala hal mengenai negara yang berjuluk Hermit Kingdom tersebut secara terang-terangan mengembangkan berbagai jenis rudal.
Adapun jenis rudal yang dikembangkan oleh Korea Utara tersebut mulai dari rudal jarak pendek, jelajah maupun rudal berhulu ledak nuklir.
Hal ini tentu membuat negara-negara NATO terutama tetangga yang sekaligus musuh bebuyutan mereka yakni Korea Selatan cukup khawatir dan selalu waspada dengan hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan Korea Utara.
Yang terbaru, dilansir dari channel Youtube OBROLAN PANAS (4/11/2022), Korea Utara meluncurkan setidaknya 23 rudal dari berbagai jenis pantai barat dan timur mereka yang mengarah ke wilayah perairan teritorial Jepang dan Korea Utara seiring hubungan antara Korea Utara dan Jepang juga semakin memburuk.
Peluncuran rudal terbanyak dalam sejarah Korea Utara ini memicu alarm evakuasi berbunyi di beberapa wilayah Jepang.
Baca Juga: Jadwal acara TV besok Jum’at, 4 November 2022: SCTV, Indosiar, RCTI, Trans 7 dan Trans TV
Yakni diantaranya Yamagata, utara Miyagi dan prefektur Niigata sebelum Kementrian Pertahanan Jepang mengevaluasi dan menyatakan rudal-rudal tersebut tidak melintasi wilayah Jepang.
Peringatan serangan udara juga dialami Korea Selatan karena diperkirakan diantara rudal-rudal itu mengarah ke wilayah mereka sebelum akhirnya jatuh di perairan 167 km dari pulau Ulleungdo dan hanya 57 km dari pulau Sokcho.
Diluncurkannya 23 rudal ini mencatatkan bahwa Korea Utara telah meluncurkan rudal 30 kali dalam setahun terakhir.
Jika saja salah satu dari rudal Korea Utara itu jatuh di salah satu wilayah Korea selatan atau Jepang, tentu akan menyebabkan pecahnya peperangan.
Tidak saja Peperangan antara tiga negara tersebut, namun tentu saja akan memicu negara anggota NATO yang lain untuk bertindak.
Hal itu menjadi sesuatu yang sangat tidak diinginkan karena pengaruh perang Rusia Ukraina yang tidak kunjung usai sudah cukup besar bagi negara-negara lain belum lagi jika perang Korea Selatan Korea Utara pecah.***