JAKARTA INSIDER – Adanya risiko dan bahaya yang nyata dari resesi global di dunia yang diprediksi akan terjadi di tahun depan nampaknya tidak bisa dianggap sepele.
Pasalnya, Presiden Bank Dunia David Malpass dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva juga telah memberikan peringatan tentang risiko resesi global yang meningkat.
Selain itu mereka juga mengatakan bahwa setelah invasi Rusia ke Ukraina, inflasi akan tetap menjadi masalah berkelanjutan yang terus terjadi di berbagai negara.
Baca Juga: Resep sambal cumi balado ala Devina Hermawan, cita rasa khas pedas bikin nasi cepat habis
"Ada risiko dan bahaya nyata dari resesi dunia tahun depan," kata Malpass dikutip JAKARTA INSIDER dari ANTARA (28/10/2022).
Lebih lanjut ia mengutip tentang lambatnya pertumbuhan di beberapa negara maju serta depresiasi mata uang di berbagai negara berkembang, juga kekhawatiran tentang inflasi yang tengah terjadi saat ini.
Pekan lalu, Ketua IMF mengatakan dampak dari guncangan akibat pandemi Covid-19, invasi Rusia ke Ukraina, dan bencana iklim yang terjadi di seluruh dunia adalah menurunnya perkiraan pertumbuhan global dari pemberi pinjaman menjadi 2,9 persen pada 2023 saat merilis World Economic Outlook pada Selasa (4/10/2022).
Baca Juga: Imbas perang Ukraina-Rusia, krisis pangan di depan mata, resesi ekonomi mengancam dunia
Berdasarkan catatannya, aktivitas ekonomi dari ketiga ekonomi utama Eropa melambat sebagai dampak dari tingginya harga gas alam, menurunnya pertumbuhan volatilitas perumahan dan turunnya pertumbuhan akibat Covid 19 di China serta kenaikan suku bunga yang cukup menggigit di Amerika Serikat.
Melambatnya pertumbuhan di beberapa negara maju, kenaikan suku bunga, risiko iklim dan berlanjutnya harga pangan serta energy yang tinggi memberikan pukulan keras dan sangat berdampak untuk kemajuan beberapa negara berkembang di dunia.
Maka menanggapi hal tersebut, Presiden Bank Dunia dan Ketua IMF menyerukan sebuah tindakan bersama dengan tujuan untuk membantu negara-negara emerging markets.
Dilansir dari ANTARA, Ketua IMF Georgieva mengatakan pentingnya negara-negara maju untuk mengendalikan bahaya besar dan menakutkan daari krisis utang di berbagai negara.
Baca Juga: Pengakuan wanita Ukraina yang jadi tawanan perang tentang seramnya situasi penjara Militer Rusia
Nantinya hal tersebut dikhawatirkan dapat mempengaruhi semua negara meski tidak memiliki beban utang yang tinggi.
"Bukan gambaran yang cerah. Tetapi jika kita bergabung, jika kita bertindak bersama, kita dapat mengurangi rasa sakit yang ada di depan kita pada 2023."