Aher vs AHY, ulangan Pilpres 2019, tak dipilih cawapres Prabowo Subianto

JAKARTA INSIDER - Koalisi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat, secara formal belum terbentuk. 

Pembahasan mengenai pembentukan koalisi tengah digodok oleh Tim Kecil yang anggotanya terdiri dari perwakilan ketiga partai.  Mereka menamakan koalisi yang bakal terbentuk sebagai  "Koalisi Perubahan".

Ada lima hal yang dibahas oleh tim kecil, antara lain: dasar pembentukan koalisi,  kriteria bakal calon wakil presiden pendamping Anies capres Nasdem, platform pembangunan nasional, desain pemerintahan, dan strategi pemenangan yang efektif.

Baca Juga: Kebersamaan Presiden Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz meet lunch setelah sempat diisukan berselisih

Sekali pun kriteria cawapres tengah  digodok, dua nama telah dimunculkan sebagai bakal cawapres Anies capres NasDem.

PKS mengajukan Ahmad Heryawan, yang dikenal dengan panggilan Aher. Mantan gubernur Jawa Barat dua periode. Partai Demokrat mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono, yang dikenal dengan sebutan AHY.

Baca Juga: Breaking News! Rusia menggila targetkan satelit Amerika Serikat jika Joe Biden ikut campur

Dari dua nama ini, baru AHY yang sering melakukan komunikasi politik dengan Anies capres NasDem dan PKS.

Hingga muncul anggapan AHY calon kuat pendamping Anies capres Nasdem. Sampai detik ini, Aher belum melakukan komunikasi politik  baik ke Anies capres Nasde mau pun ke Partai Demokrat.

Diajukannya dua nama ini oleh PKS dan Partai Demokrat, tidak berbeda dengan situasi pada waktu Pilpres 2019. Keduanya ngotot, kader mereka lah yang paling tepat menjadi pendamping Prabowo Subianto.

Baca Juga: Jerman janji akan terus berada di sayap Ukraina di tengah situasi mencekam akibat invasi Rusia

Sempat terjadi tarik menarik di internal koalisi Gerindra, PKS, dan Partai Demokrat soal siapa yang paling layak mendampingi Prabowo Subianto.

Anggota Majelis Syuro PKS, Tifatul Sembiring, ketika itu mengatakan PKS mengancam akan menarik dukungan jika Partai Gerindra tidak mengabulkan permintaan PKS untuk memasangkan kadernya dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2019. " Cawapres dari PKS. Itu enggak bisa ditawar-tawar. Cawapres harus dari PKS,” kata Tifatul Sembiring.