JAKARTA INSIDER – Sejak invasi Rusia ke Ukraina bulan Februari lalu, banyak negara Uni Eropa yang memberi pasokan senjata untuk Ukraina, hal ini membuat Rusia terkalahkan dalam sisi persenjataan.
Sempat kalah dari Ukraina dan sempat lakukan serangan rudal dengan sasaran ibukota Kyiv pada Senin (10/10/2022) namun mantan Komandan NATO ungkap militer Rusia sedang berada di ambang kehancuran.
Baca Juga: Breaking news! Rusia serang ibukota Ukraina Senin ini, terdengar ledakan besar di Kyiv
Berbagai bantuan militer yang telah dikirimkan oleh negara-negara Barat kepada Ukraina membuat Kyiv semakin kuat. Namun saat ini, pasukan Ukraina masih dalam proses pelatihan sebelum akhirnya melakukan serangan balasan ke Rusia.
Mantan komandan NATO, Letnan Jenderal Konstantinos Loykopoulos menuturkan, pasukan Ukraina selama ini telah berani mengusir Rusia dari kota-kota besar, seperti Kyiv, Chernihiv, Sumy, dan Kharkiv selama beberapa pekan terakhir.
Tetapi sejauh ini Ukraina belum meluncurkan serangan balasan. Itu lantaran mereka membutuhkan waktu untuk mengasimilasi peralatan militer yang diberikan Barat.
“Tank dan kendaraan lapis baja membutuhkan tahap awal pelatihan pribadi dan pelatihan tim untuk pengemudi, penembak, reloader dan komandan,” kata Loukopoulos, yang telah mengajar perang tank di akademi militer di Kyiv dan Moskow.
Menurut Loukopoulos, membutuhkan waktu setidaknya enam bulan untuk melakukan pelatihan di medan perang.
“Siklus pelatihan setidaknya enam bulan, dan itu tidak berubah di masa perang. Siklus pelatihan setidaknya enam bulan, dan itu tidak berubah di masa perang,” terangnya, seperti dikutip dari the sun Rabu (12/10/2022).
Sejak Rusia meluncurkan “operasi militer khusus” di Ukraina pada 24 Februari lalu, sejumlah negara seperti AS, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, dan Republik Ceko telah menjanjikan berbagai jenis persenjataan dan artileri.
AS telah mengirim 90 artileri howitzer M777, sekitar 18 telah diserap. Sementara sekitar 12 hingga 14 howitzer self-propelled César dikirim oleh Prancis.
Bagi Ukraina, untuk menyerap senjata dari Barat dan membuatnya operasional, membentuk unit yang tepat, dan melatih mereka, dibutuhkan delapan, sembilan bulan,” kata Loukopoulos.
Selama proses penyerapan senjata ini, ia melanjutkan, Putin memiliki kesempatan untuk memenangkan perang atau mencapai negosiasi. Lantaran setelahnya, Ukraina bisa melakukan serangan balasan.***