JAKARTA INSIDER – Singapura tercatat sebagai salah satu negara dengan angka fertilitas terendah di dunia.
Saat ini Singapura sedang berusaha menambah populasinya dari sekitar 5 juta sekarang menjadi 6,9 juta pada 2030.
Caranya, pemerintah Singapura membujuk lebih banyak warganya untuk punya anak dan memberikan kewarganegaraan kepada tenaga profesional dari luar negeri.
Baca Juga: Lady Nayoan tertawa saat mendengar kabar Syahnaz Sadiqah masih suka ngompol: Emang iya?
Cara lain, negara-kota itu juga ‘merekrut’ warga negara baru dengan memberikan kewarganegaraan kepada 15.000-25.000 orang setiap tahun.
Syarat utama untuk mendapatkan kewarganegaraan Singapura adalah telah menjadi Permanent Resident selama setidaknya dua tahun.
Profesor Sulfikar Amir, WNI yang berprofesi sebagai akademisi di Nanyang Technological University (NTU) Singapura, mengatakan salah satu cara Singapura ‘merekrut’ warga dari negara-negara tetangga adalah dengan memberikan beasiswa.
Beasiswa itu diberikan untuk kuliah di universitas-universitas paling bergengsi di negara tersebut, seperti NTU dan National University of Singapore (NUS).
Baca Juga: MIRIS! Setiap tahun 1.000 WNI usia produktif pindah jadi warga Singapura, ini penyebabnya
Beasiswa itu berupa hibah biaya pendidikan atau tuition grant untuk studi sarjana selama maksimal empat tahun.
Namun ada syaratnya: setelah penerima beasiswa harus bekerja di perusahaan Singapura selama tiga sampai empat tahun.
“Nah biasanya anak anak yang pindah jadi warga negara Singapura itu adalah mereka yang sudah menikmati berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Singapura baik itu fasilitas pendidikan maupun fasilitas publik yang lain seperti misalnya transportasi publik, kesehatan, dan sebagainya,” kata Prof. Sulfikar melansir BBC Indonesia, Kamis (13/7/2023).
“Belum lagi kita bicara tentang kondisi kota yang jauh lebih baik dari kota-kota manapun di Indonesia ya; polusinya itu sangat rendah ya kemudian transportasi publiknya yang merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Jadi nyaman lah.”