JAKARTA INSIDER – Persoalan penegakan hukum masih menjadi masalah yang menghimpit bangsa ini, meskipun negeri ini sebentar lagi memperingati hari kemerdekaannya yang ke-78 tahun.
Meski telah melakukan berbagai perombakan di institusi Polri, Kejaksaan, dan Kehakiman, namun hasil yang didapat masih jauh panggang dari api. Masyarakat masih merasakan penegakan hukum yang tebang pilih: tajam ke bawah, tumpul ke atas.
Pengamat kebijakan publik, Dr. Pieter C Zulkifli mengkritisinya dalam sebuat tulisan opini berjudul: Tantangan Penegakan Hukum di Ujung Pemerintahan Jokowi.
Berikut ini tulisan lengkapnya.
Tantangan zaman yang menghadang bangsa kita sekarang ini banyak berkaitan dengan masalah sosial, politik dan keadilan. Tiga persoalan tersebut selalu menjadi tema diskusi nasional, tapi miskin implemantasi dan prestasi.
Keadilan milik semua manusia. Tidak peduli kaya dan miskin. Tidak peduli apapun strata sosialnya. Tidak peduli apapun jabatannya. Tidak peduli siapapun orang tuanya.
Itulah makna dan prinsip dasar: persamaan di hadapan hukum, equality before the law. Persamaan tanpa perbedaan hukum, bagi setiap manusia.
Namun itu adalah teori, bukan dalam praktik. Di negeri ini, penegakkan hukum yang ibarat sebilah pisau yang tajam ke bawah tetapi terlalu tumpul ke atas. Keadilan hanya milik orang kaya, bukan orang miskin.
Baca Juga: Mengejutkan, LSI Denny JA prediksi Anies Baswedan bisa ‘gugur sebelum berperang’ karena hal ini
Ada guyonan sinis masyarakat, dalam pelayanan kesehatan, orang miskin tidak boleh sakit. Muncul pula pernyataan sinis dalam perlakuan hukum: orang yang miskin tidak boleh benar.
Tak salah bila kelakar masyarakat itu begitu mengena dalam kehidupan masyarakat saat ini. Karena dalam faktanya, hukum selalu mengandung potensi untuk cenderung memberikan keuntungan kepada golongan yang lebih mampu secara finacial. Sebaliknya, hukum tidak peduli terutama bagi masyarakat yang miskin.
Penegakkan hukum masih belum berjalan dengan baik dan terlihat sangat memprihatinkan. Istilah mafia hukum, mafia tanah, mafia judi dan sebagainya, makin akrab di telinga.