"Entitas Israel, yang secara konsisten mengincar stabilitas kami dan menebar perpecahan sejak jatuhnya rezim sebelumnya, kini kembali berupaya mengubah tanah suci kami menjadi arena kekacauan tanpa akhir," ujarnya.
"Kami tidak takut akan perang. Kami telah menghabiskan hidup kami menghadapi tantangan dan membela rakyat kami, tetapi kami mengutamakan kepentingan rakyat Suriah di atas kekacauan dan kehancuran."
Sejauh ini, setidaknya 169 orang tewas dalam kekerasan di Suriah selatan dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, pemantau perang yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan lebih dari 360 orang tewas.
Pernyataan Sharaa muncul setelah pemerintah Suriah dan pemimpin Druze, Sheikh Yousef Jarbou, mengumumkan gencatan senjata baru di kota tersebut dan mengatakan bahwa tentara telah mulai menarik diri dari Suwayda. Puluhan kendaraan militer Suriah terlihat meninggalkan kota tersebut semalaman.***