JAKARTA INSIDER - Presiden Suriah, Ahmed al Shaara, akhirnya buka suara usai Israel menyerang wilayah Sweida, Suriah.
Presiden Ahmed al Shaara buka suara terkait wilayah Sweida yang diserang oleh pasukan militer Israel.
Presiden Ahmed al Shaara buka suara dalam pidato terbarunya yang disiarkan di salah satu stasiun televisi lokal Suriah.
Dalam pernyataannya, Sharaa mengatakan bahwa melindungi warga Druze dan hak-hak mereka adalah prioritas.
Ia mengumumkan bahwa para pemimpin lokal akan mengambil alih kendali keamanan di kota Suwayda dalam upaya mengakhiri kekerasan sektarian di selatan dan pasca serangan mematikan Israel di Damaskus.
"Kami ingin meminta pertanggungjawaban mereka yang melanggar dan melecehkan komunitas Druze kami karena mereka berada di bawah perlindungan dan tanggung jawab negara," kata Al Sharaa dalam pidatonya, seraya menyebut minoritas tersebut sebagai bagian fundamental dari struktur bangsa ini.
Presiden Ahmed al Shaara juga mengatakan tanggung jawab keamanan di wilayah yang dilanda kekerasan akan diserahkan kepada para pemuka agama dan beberapa faksi lokal.
Hal ini juga akan diberikan berdasarkan kepentingan nasional tertinggi.
"Kami menegaskan bahwa melindungi hak dan kebebasan Anda adalah salah satu prioritas utama kami.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Mencatat 49 Kasus Kecelakaan di Jakarta Selama Operasi Patuh Jaya 2025
Kami menolak segala upaya, baik asing maupun domestik, untuk memecah belah barisan kami."
Ahmed al Sharaa juga melontarkan pernyataan ke Israel. Menurutnya, Negeri Yahudi itu sedang ingin membuat kekacauan di wilayah Suriah.
Artikel Terkait
Donald Trump Berikan Pujian Tinggi Untuk Presiden Prabowo Subianto Usai Negosiasi Tarif Dagang AS dan Indonesia
8 Negara dengan Tank Tempur Terkuat di Dunia 2025, Ada Rusia Hingga India!
Polda Metro Jaya Mencatat 49 Kasus Kecelakaan di Jakarta Selama Operasi Patuh Jaya 2025
5 Tempat Terbaik Belajar Bahasa Inggris di Jakarta: Pilihan Favorit untuk Mahir Berbahasa Internasional
Heboh Pemkab Indramayu Keluarkan Surat Pengusiran Terhadap Wartawan, PWI Ciayumajakuning: Ini Soal Hak dan Pembungkaman Kritik Lewat Birokrasi!