Ketidakonsistenan ini, dalam pandangan Efriza, mencerminkan sikap hati-hati dalam pernyataan, tetapi juga menunjukkan ketidakselarasan dalam pandangan dan pendirian.
Kubu AMIN yang mengusung tagline perubahan seakan-akan tidak konsisten dengan pendiriannya, membuat publik bertanya-tanya tentang kejelasan visi dan misi mereka.
Dampak Ketidakonsistenan Terhadap Citra Anies
Efriza juga mencatat bahwa ketidakonsistenan ini bisa membawa dampak negatif terhadap citra Anies Baswedan di mata publik.
Anies, yang dikenal sebagai sosok yang pandai berkata-kata, kini dihadapkan pada pertanyaan seputar konsistensinya dalam berbicara.
Dengan diralatnya pernyataan ini, muncul pertanyaan apakah Anies, jika terpilih, perlu memiliki jubir khusus untuk memastikan klarifikasi pernyataannya.
Ketidakpastian terhadap sikap dan pendirian seorang calon pemimpin dapat menciptakan keraguan di kalangan masyarakat.
Baca Juga: Cak Imin Ingatkan Presiden Jokowi: Jangan Sampai Kejebak Dalam Keberpihakan pada Debat Capres
Publik perlu mendapatkan keyakinan bahwa pemimpin yang dipilih memiliki kejelasan dalam berkomunikasi dan konsistensi dalam pandangan serta tindakan.
Pernyataan yang diralat oleh Timnas AMIN terhadap Anies Baswedan menyoroti adanya ketidakonsistenan di dalam kubu tersebut.
Dalam usaha untuk menghindari polemik, kubu AMIN tampaknya cenderung berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan.
Baca Juga: Anies Baswedan heran Jokowi ikut komentari debat capres: Biarkan nanti rakyat yang menilai
Namun, hal ini juga membawa dampak terhadap citra Anies Baswedan sebagai sosok yang konsisten dan tegas.
Ke depannya, kubu AMIN perlu memperhatikan konsistensi dalam pernyataan demi menjaga kepercayaan masyarakat pada pasangan calon yang mereka dukung.***