JAKARTA INSIDER - Dalam debat capres kedua pada Minggu, 7 Januari 2024 malam, Anies Baswedan menciptakan gebrakan dengan mengkritik kebijakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang menurutnya menggunakan anggaran sebesar Rp700 triliun untuk membeli alat utama sistem senjata (alutsista) bekas.
Namun, kritik tersebut menuai perbandingan dari berbagai kalangan, terutama dari Nasrullah, dosen Pendidikan Sosiologi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Menurut Nasrullah, Anies Baswedan hanya ingin menguasai panggung debat dengan menyerang Prabowo Subianto, yang saat ini menahkodai Kemhan.
Baca Juga: Soal Pernyataan Anies soal Anggaran Rp700 T Alutsista Bekas, Jubir Menhan: Itu Pembohongan Publik
Ia menilai debat tersebut terlalu banyak tema yang diangkat, sehingga tidak ada yang tuntas.
Khususnya, klaim Anies terkait dana Kemhan Rp700 triliun dinilai tidak akurat.
“Waktu yang pendek mempengaruhi Prabowo tidak bisa menjawab. Memang terlihat Anies ingin menguasai panggung. Penampilan mereka biasa saja tidak panas,” kata Nasrullah kepada wartawan, Senin, 8 Januari 2024.
Dalam pandangan Nasrullah, waktu yang singkat mempengaruhi kemampuan Prabowo dalam memberikan jawaban.
Meskipun penampilan keduanya di debat tersebut dinilai biasa saja, Anies terlihat ingin mendominasi panggung dengan kritiknya terhadap kebijakan Kemhan.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Jainuddin Nasrullah, engamat politik Uniska Banjarmasin.
Baca Juga: Indonesia Siap Bela Palestina di Mahkamah Internasional, Menlu Retno Akan Maju Pada 19 Februari
Ia juga menilai klaim Anies terhadap dana Kemhan yang mencapai Rp700 triliun untuk membeli alutsista bekas tidak akurat.
Menurutnya, anggaran Kemhan untuk pembelian alutsista sebenarnya hanya mencapai seratusan triliun.
“Sebenarnya dana Kementerian Pertahanan ini (untuk beli alutsista) hanya mencapai seratusan triliun,” ujarnya.